Rabu, 21 Februari 2018

Delapan Sumber Mata Air Kecemerlangan

*Delapan Sumber Mata Air Kecemerlangan*

~ Anis Matta

1. Konsep Diri

Konsep diri merupakan suatu kesadaran pribadi yang utuh, kuat, jelas, dan mendalam tentang visi dan misi hidup. Adanya konsep diri ini menciptakan perasaan yang terarah dalam menjalani hidup. Konsep diri manusia Muslim adalah kesadaran yang mempertemukan antara kehendak-kehendak Allah dengan kehendak-kehendak manusia, antara model manusia Muslim yang ideal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik, antara idealisme Islam dengan kemampuan dirinya yang nyata.  Menurut penulis, misi hidup kita itu “given”. Tak perlu lah kita memikirkan apa sebenarnya misi hidup kita. Misi hidup kita adalah beribadah kepada Allah, dalam arti yang seluas-luasnya untuk mendapatkan ridha dan surga-Nya. Allah memberikan kemampuan dasar bagi manusia yaitu fisik, intelektual, dan spiritual.

Konsep diri terbentuk jika ada keseimbangan antara “Aku Diri”, “Aku Sosial”, dan “Aku Ideal”. Seseorang yang “Aku Diri” nya lebih dominan, dia cenderung keras kepala, sombong, cenderung mandiri namun tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, tertutup, dan egois. Seseorang yang “Aku Sosial” nya lebih mendominasi, dia selalu bergantung dengan orang-orang di sekitarnya, ngga mandiri, minder, bisa bekerjasama namun tidak bisa berpengaruh. Sementara orang yang “Aku Ideal” mendominasi, cenderung pemimpi dan tidak realistis, no action talk only, bisa bekerjasama namun tak ada kontribusi yang jelas. Dalam mata air ini, langkah aplikasi untuk menemukannya adalah melalui perenungan.

2. Cahaya Pikiran

“Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda sendiri” (Syekh Muhammad Al Ghazali). Kualitas pikiran kita, akan membentuk kualitas kepribadian kita, dan kualitas kepribadian kita, akan membentuk kualitas hidup kita. Adapun langkah dalam memenej pikiran kita dalam buku ini dijelaskan diantaranya dengan mendeteksi lintasan pikiran kita, jadilah manusia berpengetahuan, ketahuilah apa yang harus kita ketahui, dan tingakatkan kemampuan berpikir kita.

3. Kekuatan Tekad

Tekad adalah energi jiwa yang memberikan kekuatan kepada pikiran untuk mengubahnya menjadi tindakan. Kesuksesan seseorang tidak hanya bersumber pada kecerdasan, tetapi ditentukan oleh sifat-sifat jiwanya, yaitu kesabaran, keuletan dan ketekunan. Ketiga sifat jiwa ini adalah buah dari tekad yang kuat. Sumber tekad adalah obsesi dan cinta. Sementara virus yang menyerang tekad adalah marah, banyak bicara, usil, suka disanjung tapi tidak tahan kritik. Langkah aplikasi kita untuk menemukan sumber mata air ini adalah dengan merumuskan obsesi hidup, bekerja dengan motivasi tinggi, jaga ketenangan dan stabilitas emosi, meningkatkan kemampuan konsentrasi, dan pertahankan optimisme dan kegembiraan jiwa.

4. Keluhuran Sifat

Dari mata air keluhuran sifat, semua nilai-nilai kemanusiaan yang mulia menjadi satu-kesatuan dan menampakkan diri menjadi sifat-sifat yang terpuji. Kekuatan pesona keluhuran sifat ini seperti sihir yang akan meanaklukkan akal dan hati orang-orang yang berada di sekitarnya. Terdapat 5 akar keluhuran sifat yang menjadi sumber dari sifat-sifat luhur lainnya. Kelima akar keluhuran sifat ini adalah cinta kebenaran, kesabaran, kasih sayang, kedermawanan, dan keberanian.

5. Manajemen Aset Fundamental

Aset fundamental yang dimiliki manusia adalah kesehatan dan waktu. Kesehatan dan waktu adalah perangkat kehidupan yang terbatas. Akan tetapi, manusia-manusia cemerlang selalu dapat meraih sesuatu secara maksimal dari semua keterbatasan yang melingkupinya. “Setiap manusia mempunya dua wadah yang relatif sama: waktu dan fisik. Tapi setiap orang mengelola keduanya, itulah yang memberikan hasil yang berbeda.” Manajemen kesehatan adalah bagaimana kita mencapai kondisi fisik yang sehat, bugar, kuat, dan lincah. Manajemen waktu dapat dilakukan dengan memaksimalkan keterbatasa, distribusi cita-cita, dan keteraturan (mempertahankan komitmen keteraturan, berusaha menikmati rutinitas, menyusun jadwal kerja).

6. Integrasi Sosial

Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dimana kita berada merupakan ukuran kematangan pribadi seseorang dan lingkugan sosial tersebut harus dipandang sebagai wadah bagi kita untuk menyebar kebaikan. Adapun virus sosial diantaranya angkuh, dendam, narsis, kasar, kikir, penakut, dan minder.

7. Kontribusi

Kehadiran sosial kita tidak terhenti pada tahap partisipasi, tetapi harus ada tindakan nyata, ada karya besar yang harus kita kontribusikan pada masyarakat, yakni kontribusi pada wilayah pemikiran, profesionalisme, kepemimpinan, finansial, dll.

8. Konsistensi

Bagian yang paling menentukan dalam kehidupan seseorang adalah akhir hidupnya. Untuk bertahan di puncak obsesi pada kesempurnaan pribadi, dapat kita lakukan dengan keistiqomahan dalam melakukan perbaikan yang berkesinambungan, melakukan pertumbuhan tanpa batas akhir, mempertahankan semangat kerja dengan menghadirkan kerinduan pada surga dan kecemasan pada neraka, serta berdoa pada Allah untuk mendapatkan husnul khotimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar