Jumat, 21 September 2018

Macam2 energi

acam-Macam Energi dan Sumber Energi yang Ada di Alam

May 4, 2017 by Teko Neko Leave a Comment

Macam-macam Energi – Bumi hadir dengan segala ketakjuban yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di dalamnya terdapat berbagai macam keajaiban yang lahir dari berbagai interaksi berbagai unsur.

Sebagai contohnya adanay energi yang menjadikan bumi mampu menghasilkan berbagai manfaat untuk kebutuhan makhluk hidup di dalamnya.

Ada banyak sekali energi yang terdapat di bumi, sebagai darinya bahkan telah dimanfaatkan oleh makhluk hidup sebagai sarana menopang kehidupan mereka hingga ribuan tahun lamanya hingga saat ini.

Lalu, apa sebenarnya energi itu dan apa saja macam-macam energi? Berikut adalah ulasannya.

Daftar Isi [tampilkan]

Pengertian Energi

pixabay.com

Dikutip dari Wikipedia, yang dimaksud dengan energi ialah properti fisika dari sebuah objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental, dapat diubah bentuknya. Namun, energi tak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan tapi hanya bisa berubah bentuk menjadi energi lain.

Macam-macam Energi

Berikut adalah macam-macam energi yang terdapat di bumi, sebagian ada yang dihasilkan dari perubahan energi tertentu sehingga menghasilkan energi lain.

Energi Bunyi

Bunyi dihasilkan dari suatu benda yang bergetar. Saat kita mendengar guntur yang keras, kadang kaca jendela rumah bisa ikut bergetar atau bahkan pecah.

Hal tersebut dikarenakan bunyi merupakan salah satu bentuk energi yang merambat melalui perantara udara. Sebenarnya, saat terjadi guntur energi yang diciptakan darinya tidak hanya mengenai kaca tapi seluruh bagian rumah.

Namun, energi yang dihasilkan guntur tersebut tak cukup besar untuk mampu menggetarkan bagian rumah yang lainnya.

Energi Cahaya

Energi ini diperoleh dari benda-benda yang mampu memancarkan cahaya seperti, matahari, api, dan lampu. Biasanya energi cahaya disertai dengan hadirnya energi lain seperti kalor. Bahkan dalam penggunaan sel surya, cahaya yang dipancarkan oleh matahari dapat diubah menjadi energi listrik.

Energi Kalor

Masih ingat dengan kata kalor? Kalor ialah bentuk energi yang mampu menimbulkan perubahan suhu serta perubahan wujud zat. Energi ini umumnya merupakan hasil sampingan dari perubahan bentuk energi lainnya.

Misal, perolehan energi kalor dari energi kimia seperti dalam pembakaran bahan bakar. Kalor juga didapatkan dari energi kinetik benda-benda yang bergesekan. Contohnya saat kita menggosok-gosokkan kedua telapak tangan kita.

Energi Kimia

Energi kimia ialah energi yang dilepaskan selama proses reaksi kimia. Contoh energi ini ialah makanan yang kita makan. Makanan yang sering kita makan mengandung unsur kimia di dalamnya.

Di dalam tubuh, unsur kimia yang terkandung dalam makanan tersebut nantinya akan mengalami reaksi kimia. Selama proses tersebut, unsur-unsur yang bereaksi akan melepaskan energi kimia.

Energi kimia yang dilepaskan tersebut nantinya akan membantu metabolisme tubuh kita untuk menunjang aktivitas keseharian kita sehari-hari.

Energi Kinetik

Energi kinetik ialah energi yang dimiliki suatu benda sebab geraknya. Makin besar kecepatan (v) suatu benda bergerak maka akan makin besar pula energi kinetiknya. Selain, semakin besar massa benda (m) yang bergerak maka akan semakin besar pula energi kinetiknya.

Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Ek = 1/2 ( m.v2 )


Energi Listrik

Senter yang menyala saat kita pakai merupakan salah satu bentuk penggunaan energi listrik. Energi listrik ini terjadi dikarenakan adanya muatan listrik yang bergerak.

Dari muatan listrik yang bergerak inilah yang kemudian menimbulkan arus listrik. Energi ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti contohnya untuk penerangan.

Selain itu, energi listrik juga dipakai untuk menggerakkan mesin-mesin. Contohnya saja untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik untuk kebutuhan sehari-hari.

Pembangkit listrik tersebut tentu mendapatkan energi dari berbagai sumber energi misalnya dari nulkir, angin, matahari, atau air. Sedangkan jika ingin menghasilkan energi listrik yang kecil bisa menggukan baterai, aki, atau generator.

Energi Mekanik

Pernah kejatuhan sesuatu dari atas? Mengapa saat kaki atau tangan kita yang kejatuhan jeruk akan terasa sakit? Sebab jeruk tersebut memiliki energi yang disebut sebagai energi mekanik.

Ketika buah jeruk masih berada di pohon, energi mekaniknya sama besarnya dengan energi potensial. Ketika jatuh, dan sampai di bawah energi mekaniknya akan sama dengan energi kinetiknya.

Energi mekanik ialah energi yang dimiliki oleh benda sebab sifat geraknya. Besar energi mekanik (Em) merupakan hasil penjumlahan dari energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep). Secara matematis dapat dituliskan seperti ini:

Em = Ep + Ek


Energi Nuklir

Energi ini dihasilkan dari proses reaksi nuklir. Reaksi nuklir terjadi di inti atom yang pecah atau bergabung menjadi inti atom yang lain dan partikel lain lalu melepaskan energi kalor.

Reaksi nuklir terdapat di matahari, bom nuklir, serta reaktor nuklir. Energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir sangatlah besar sehingga dapat digunakan untuk dijadikan sebagai pembangkit listrik.

Energi Pegas

Semua benda yang lentur atau elastis memiliki energi pegas ini. Misalnya ialah per, busur, pegas, ketapel, trampolin, dan lain-lain. Saat kita menekan, menggulung, menarik, atau merenggangkan suatu benda elastis maka saat dilepaskan maka ia akan kembali ke bentuknya semula.

Saat kita memberikan gaya pada benda itu, maka energi yang dihasilkan ialah energi potensial. Sedangkan, saat dilepaskan makan energinya berubah menjadi energi kinetik.

Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dipunyai oleh suatu benda sebab posisinya (kedudukannya) terhadap suatu acuan. Contohnya, batu yang diangkat pada suatu ketinggian tertentu akan memiliki energi potensial.

Jika massa batu besar makan energi yang dimiliki juga akan besar. Batu yang memiliki energi potensial yang disebabkan gravitasi bumi maka energinya akan disebut energi potensial bumi.

Energi potensial (Ep)bumi tergantung pada massa benda (m), gaya gravitasi (g) , serta ketinggian benda (h). Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

Ep = m.g.h


Sumber-sumber Energi

Setelah mengetahui macam-macam energi, ada baiknya kita mengetahui sumber-sumber energi yang mampu menghasilkan energi-energi di atas, yaitu:

Air

pixabay.com

Benda yang diam memiliki energi yang disebut sebagai energi potensial. Sedangkan ketika benda bergerak memiliki energi yang disebut energi potensial.

Sama halnya dengan sumber energi berupa air. Contohnya saja, air terjun. Energi yang dihasilkan dari air terjun dipakai untuk menggerakkan turbin pada PLTA.

Selain itu, air yang mengalir digunakan sebagai alat transportasi di beberapa daerah di Indonesia, misalnya seperti di Kalimantan Selatan.

Angin

pixabay.com

Angin merupakan udara yang bergerak. Ternyata angin dapat dijadikan sebagai sumber energi jika dikelola dengan baik. Salah satu negara yang memanfaatkan angin sebagai sumber energi ialah Belanda sehingga terkenal dengan sebutan negara kincir angin.

Di Belanda, kincir tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk menggiling gandum. Sedangkan bagi nelayan, angin dimanfaatkan sebagai penggerak kapal layar.

Ketika pergi melaut nelayan memanfaatkan angin laut, sedangkan saat pulang ke daratan mereka memanfaatkan angin darat.

Baterai

pixabay.com

Baterai menyimpan energi yakni energi kimia. Dalam penggunaannya energi kimia tersebut akan berubah menjadi energi listrik. Baterai dapat kita temui dipakai dalam beberapa perangkat seperti mobil mainan, jam dinding, remote control, radio, kamera, dan bahkan mobil dan motor bertenaga baterai.

Listrik

pixabay.com

Salah satu energi yang berasal dari alam. Beberapa ahli menganggap bahwa listrik merupakan sumber energi yang tak terbatas seperti cahaya matahari.

Listrik yang dihasilkan dari arus listrik umumnya dihasilkan dari pembangkit listrik. Bisa berupa PLTA (air), PLTS (surya/matahari), PLTU (uap), atau PLTD (diesel).

Makanan

pixabay.com

Sumber energi ini hanya bisa dirasakan oleh makhluk hidup. Sebagai contoh, kita saat kelaparan pasti akan merasakan tubuh menjadi lemas. Tapi, setelah kita makan maka kita akan kembali bugar.

Mengapa? Sebab makanan yang sebelumnya kita makan telah berubah menjadi energi. Setelah berenergi kembali, kita akan dapat beraktivitas kembali.

Sama halnya dengan hewan serta tumbuhan. Oleh sebab itu, makanan merupakan sumber energi bagi makhluk hidup.

Matahari

pixabay.com

Seperti yang sudah kita ketahui matahari merupakan salah satu dari bintang. Bintang ialah benda langit yang mempunyai cahaya sendiri.

Jika kita bandingkan matahari dengan bintang yang lain, matahari tampak berukuran lebih besar. Mengapa? Hal tersebut karena jarak antara bumi dan matahari terpaut lebih dekat dibanding jarak bintang yang lain.

Matahari merupakan sumber energi kalor’/panas serta menjadi sumber cahaya terbesar di bumi. Tanpanya, tak akan ada kehidupan di bumi.

Selain menghangatkan bumi, matahari juga sangat dibutuhkan makhluk hidup lain. Untuk tumbuhan misalnya, cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis.

Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi di sel tumbuhan. Hasil dari proses ini yaitu oksigen serta karbon dioksida.

Manusia dan hewan tentu sangat bergantung pada tumbuhan. Jika proses fotosintesis tidak ada, maka kehidupan manusia dan hewan tentu akan terancam.

Lalu, bagaimana dengan manusia? Apakah manusia juga memerlukan matahari? Tentu, manusia menggunakan cahaya matahari untuk keperluan sehari-hari, seperti menjemur pakaian, padi, atau ikan asin.

Bahkan teknologi manusia sekarang dapat memanfaatkan matahari sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dengan menggunakan sel matahari.

Minyak Bumi

pixabay.com

Minyak bumi merupakan bahan bakar yang terbuat dari fosil. Penggunaan minyak bumi haruslah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

Hasil pengolahan minyak bumi yakni berupa solar, avtur, aspal, bensin, dan minyak tanah. Bensin umum digunakan untuk bahan bakar kendaraan.

Solar digunakan untuk mesin diesel sedangkan avtur digunakan sebagai bahan bakar untuk pesawat terbang. Sedangkan minyak tanah untuk bahan bakar kompor dan aspal untuk membuat jalan atau sebagai penghalusnya.

Kadar penggunaan bahan bakar dari minyak bumi haruslah hemat sebab jumlahnya sangat terbatas dan termasuk sumber daya yang tak dapat diperbarui.

Selain itu, bahan bakar ini juga menghasilkan polusi setelah digunakan. Adanya polusi inilah yang kemudian dapat merusak lingkungan jika tak diimbangi dengan pelestarian lingkungan.

Demikian pembahasan mengenai macam-macam energi, serta pengertian, dan juga sumber energi. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan pengetahuan umum untukmu.

Rangkaian Lampu TL (Tube lamp)

Rangkaian Lampu TL Fluorescent dan Lampu TL LED

Dickson Kho Komponen Elektronika

Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) barangkali merupakan Lampu Penerang yang paling banyak dipakai saat ini. Lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) sering digunakan sebagai alat penerangan di Pabrik, gudang, Shopping Mall, Sekolah dan juga di perkantoran. Tetapi seiring dengan semakin berkembangnya Teknologi Lampu LED sebagai Lampu Penerang, tingkat adopsi Lampu LED pun semakin bertambah dan lambat laun akan menggantikan Lampu Penerang yang berteknologi Fluorescent (Pendar).

Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada yang menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu Lampu Penerang yang berbentuk “Tube” atau Tabung. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2 jenis Teknologi pada Lampu TL (Tube Lamp) yakni Teknologi Fluorescent (Neon) dan Teknologi LED (Light Emitting Diodes).

Cara Kerja Lampu TL Fluorescent

Pada dasarnya,  Lampu TL dengan Teknologi Fluorescent (FL) adalah Lampu yang berbentuk tabung hampa dengan kawat pijar dikedua ujungnya (Elektroda), Tabung tersebut diisi dengan Merkuri dan gas argon yang bertekanan rendah. Tabung Lampunya  yang terbuat dari gelas juga dilapisi (Coating) oleh lapisan fosfor (phosphor). Saat dialiri Arus Listrik, Elektroda akan memanas dan menyebabkan Elektron-elektron berpindah tempat dari satu ujung ke ujung lainnya. Energi listrik tersebut juga akan mengakibatkan Merkuri yang sebelumnya adalah cairan merubah menjadi gas. Perpindahan Elektron akan bertabrakan dengan Atom Merkuri sehingga Energi Elektron akan  meningkat ke level yang lebih tinggi. Elektron-elektron akan melepaskan cahaya saat energi Elektron-elektron tersebut kembali ke level normalnya.

Rangkaian Lampu TL Fluorescent

Lampu TL Fluorescent memerlukan sebuah Starter dan Ballast untuk menghidupkannya . Fungsi Starter di Lampu TL Fluorescent adalah sebagai saklar otomatis yang membantu memanaskan Elektroda untuk proses pemindahan Elektron-elektron di dalam Tabung Fluorescent. Perlu diingat bahwa untuk memanaskan Elektroda agar gas yang terdapat di dalam Tabung Lampu (TL) dapat berpendar, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400 Volt. Setelah proses penyalaan selesai, Bi-metal yang terdapat pada starter akan terbuka (open). Dengan demikian Starter dapat dilepaskan dari Rangkaian Lampu TL Fluorescent karena penggunaan Starter hanya pada saat penyalaannya saja. Sedangkan Ballast yang terdapat pada Rangkaian Lampu TL Neon / TL Fluorescent berfungsi sebagai pembatas besarnya arus dan menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan Lampu TL Fluorescent pada karakteristik listrik yang sesuai. Terdapat 2 jenis Ballast, yaitu Ballast jenis Induktor/kumparan (Inductive Ballast) dan Ballast jenis Elektronik (Electronic Ballast).

Dibawah ini adalah Rangkaian Pemasangan / Instalasi Lampu TL Fluorescent :

 

Rangkaian Lampu TL LED (Light Emitting Diode


Cara Merubah atau Mengkonversi Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED

Mengkonversi atau merubah Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED bukanlah suatu pekerjaan yang sulit. Kita hanya perlu melepaskan Starter dan juga ballast-nya kemudian buatkan sambungan baru antara Terminal Lampu TL LED dengan Arus listrik Input seperti gambar dibawah ini.

Berikut ini adalah gambar rangkaian cara mengkonversi Rangkaian TL Fluorescent ke TL LED (LED Tube) :Konversi Lampu TL Fluorescent ke LED

Buat download aplikasi autocad

https://www.autodesk.com/education/free-software/autocad

cara memasang instalasi saklar tukar (saklar hotel)

cara memasang instalasi saklar tukar (saklar hotel)

cara memasang instalasi saklar tukar (saklar hotel)

 gambar 1. rangkaian  instalasi saklar tukar (saklar hotel)

gambar 2. simbol saklar tukar (saklar hotel)


 keterangan gambar 1 : 

          1. saklar tukar (saklar hotel)

          2. titik lampu

Fungsi saklar tukar (saklar hotel) adalah untuk menyalakan dan mematikan satu lampu dengan dua saklar. Aplikasinya biasanya lampu dipasang pada lorong tangga antara lantai 1 dan lantai 2. Maksudnya saat kita berada dilantai satu mau naik kelantai dua, saat dilantai satu kita nyalakan lampu dan setelah kita naik kelantai dua kita mematikan lampu dari lantai dua.

Untuk merangkainya atau memasang instalasinya perhatikan gambar diagram rangkain saklar tukar (saklar hotel) diatas. Dengan mengikuti rangkain instalasi saklar tukar (saklar hotel) ini kita bisa menyalakan dan mematikan satu lampu dengan dua saklar.

Harga saklar tukar (saklar hotel) tergantung dari merek dan kualitas. Harganya berkisar antara Rp. 25.000,- sampai Rp. 50.000,- 

 Sumber: http://rumahku-1.blogspot.com

Cara merakit panel dan pengertian materialnya


cara membuat pengunci pada panel listrik sangatlah gampang,yang pasti kita harus mengerti tentang kode-kode yang ada di kontaktor atau di relay itu sendiri,
kode yang biasa ada di kontaktor atau di relay yaitu No(natural open) dan NC(Natural close),adapula A1 dan A2.sebagai mana kalian tahu kontaktor dan relay berguna untuk meng switch atau menyambung arus voltase kecil ke arus voltase besar,dengan cara kerja plat yang ada di kontaktor atau relay akan menyambung karena adanya kumparan yg mendorong plat yang ada didalam kontaktor atau relay.
Dibawah ini saya akan memberikan rincian tentangpengertian dan cara kerja NO(Naturally open) dan NC(Naturally close) pada beberapa kode yang ada di beberapa panel listrik Industri.

Magnetic Contactor 

Magnetic Contactor atau teman-teman kami menyebutnyakontaktor.

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya. 

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya. 

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO(Normally OpenBila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC(Normally CloseSebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini. 

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubungtenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Dibawah ini adalah contoh magnetic contactor.

 

Time Delay Relay (Timer)

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja. 

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik.Contoh gambar (Time Delay Relay) atau teman-teman kami menyebutnya (Timer ) ada dibawah ini :

Over Load Relay

 
Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO. 

Dibawah ini adalah contoh gambar  Overload relay.

 Relay

Relay terdiri dari Coil & Contact

coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah  sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil.  Cara kerjanya sama dengan magnetic contactor(kontaktor) yait terdiri dari NO(Naturally Open),NC(Naturally Close) dan coil itu sendiri sebagai penggerak kumparan yang akan menggerakkan plat didalam relay

contoh gambar relay ada dibawah ini :

Tombol Push Button ON

tombol sebagai saklar yang akan digunakan sebagai peng-ON dipanel dan tombol inilah yang akan dipakai sehari-hari apbila panel atau rangkaian itu akan digunakan.

Tombol Push Button OFF

kegunaanya sama seperti tombol push button ON,tapi ini digunakan untuk mematikan saklar atau rangkaian 





Sumber: http://anggyovia.blogspot.com

Fungsi Saklar dan Macam-macam Saklar | Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik lemah.

Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik semakin kuat. - See more at: http://dien-elcom.blogspot.com/2012/08/fungsi-saklar-dan-macam-macam-saklar.html#sthash.1sr137s0.dpuf

Muhammad Saiful di 22.47

Kamis, 20 September 2018

Building Maintanance / Pemeliharaan Gedung

Building Maintanance / Pemeliharaan Gedung

HAKEKAT PEMELIHARAAN GEDUNG (I)

Maintenance atau pemeliharaan pada Gedung dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan administrative, yang dimaksudkan untuk mempertahankan,dan memmelihara fungsi bangunan sebagaimana yang telah di rencanakan sebelumnya. Keberhasilan suatu bangunan dinilai dari kemampuan bangunan untuk ada pada kondisi yang diharapkan, yang dipengaruhi oleh beberapa persyaratan,antara lain :

1. Persyaratan fungsional
Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu dipenuhi. Persyaratan umum contohnya adalah bangunan mampu melindungi pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan persyarat khusus sangat tergantung pada jenis dan fungsi bangunan tersebut.

2. Persyaratan Performance
Masing – masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat spesifik. Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik luar bangunan, sampai pada elemen – elemen Mekanikal dan elektrikal ( ME ).
Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang terkait dengan fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan standart performance bangunan menurut USER dan menurut OWNER, terutama pada bangunan sewa.

3. Persyaratan Menurut Undang – undang
Persyaratan menurut undang – undang merupakan persyaratan yang tidak bisa diabaikan, karena menyangkut regulasi dan legalitas.Persyaratan ini diantarnya : Persyaratan terhadap pengelolaan gedung tinggi / Hight risk ,

4. Persyaratan Menurut User
Persyaratan menurut user biasanya berkaitan dengan kenyamanan. Kenyamanan user merupakan ukuran keberhasilan suatu bangunan. Biasanya bangunan yang memiliki persyaratan user adalah bangunan – bangunan sewa dan bangunan – bangunan umum.
Idealnya, pada tahap desain,perencana telah memiliki kriteria – kriteria untuk menghasilkan suatu performansi tertentu sehingga aktifitas pemeliharaan yang dilakukan selama masa operasi gedung akan lebih efektif. Namun seringkali kriteria – kriteria semacam itu tidak dibuat sehingga menimbulkan kesulitan dalam menentukan program pemeliharaan sampai tahap pelaksanaannya.
Kegiatan pemeliharaan bangunan meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan dalam 4 kegiatan, yaitu :
· Pemeliharaan rutin harian
· Rectification ( perbaikan bangunan yang baru saja selesai )
· Replacement ( penggantian bagian yang berharga dari suatu bangunan )
· Retrofitting ( melengkapi bangunan sesuai kemajuan teknologi )

Secara sederhana, Pemeliharaan bangunan dapat diklarifikasikan menjadi 2 macam yaitu : Pemeliharaan rutin dan Pemeliharaan remedial / perbaikan.

A. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan interval waktu tertentu untuk mempertahankan gedung pada kondisi yang diinginkan / sesuai. Contohnya pengecatan dinding luar gedung 2 tahunan, pengecatan interior 3 tahunan, pembersihan dinding luar, dll. Namun jenis pekerjaan pemeliharaan rutin juga bias berupa perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Kerusakan – kerusakan tersebut bias diakibatkan oleh proses secara alami ( contoh : Kerapuhan, kusam ) atau proses pemakaian ( contohnya : goresan,pecah dll ).

Pada pemeliharaan rutin sangat penting untuk menentukan siklus pemeliharaan. Siklus pemeliharaan bias ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan equipment yang cukup dalam bentuk dokumentasi, manual pemeliharaan ataupun catatan pengalaman dalam pekerjaan pemeliharaan sebelumnya.
Dalam suati rencana program pemeliharaan, jika siklus kegiatannya sudah ditentukan, maka jenis pekerjaan dan anggaran dapat segera dibuat.
Kendala – kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan rutin adalah :

·Pemilik / Owner
Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang sudah dibuat,bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharan dengan tujuan mengurangi beban biaya pemeliharaan agar keuntungan yang di dapat lebih besar. Padahal dengan tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan bertumpuknya kualitas kerusakan ( Multipier effect ) yang akhirnya akan membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar.
·Kurangnya data dan pengetahuan
Seringkali pemeliharaan rutin tidak dapat dilakukan akibat kurangnya data baik manual,sejarah pemeliharaan ataupun dokumentasi. Disamping itu juga kekurangan pengetahuan dari personil pengelola gedung baik tingkat manajerial maupun pelaksana mengakibatkan program pemeliharaan dan pelaksanaanya kurang optimal.

B. Pemeliharaan Remedial
Pemeliharaan remedial adalah pemeliharaan perbaikan yang dapat diakibatkan oleh :
·Kegagalan teknis / manajemen
Kegagalan teknis / manajemen bisa terjadi pada tahap kontruksi maupun pada tahap pengoperasian bangunan. Pada tahap kontruksi contohnya adalah kecerobohan dalam pemasangan suatu komponen bangunan. Pada tahap pengoperasian bangunan, kesalahan dalam merencanakan jadwal pemeliharaan bias terjadi dan ini dapat berakibat pada kerusakan alat atau bahan – bahan bangunan.
·Kegagalan kontruksi dan desain
Dalam hal ini faktor desain dan kontruksi berhubungan erat. Contoh dari segi desain adalah kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan, sehingga usia pemakaiannya pendek dan tidak bertahan lama. Sedangkan dari segi kontruksi kesalahan dalam pelaksanaan finishing dapat menyebabkan usia pemakaiannyapun tidak bertahan lama.
·Kegagalan dalam pemeliharaan
Faktor lain yang menyebabkan kegiatan pemeliharaan perbaikan selama periode pemakaian bangunan adalah akibat kegagalan pemeliharaan yang disebabkan oleh :
Ø Program pemeliharaan rutin yang dibuat tidak memadai
Ø Program perbaikan yang tidak efektif
Ø Inspeksi – inspeksi yang tidak dilaksanakan dengan baik
Ø Data – data pendukung pemeliharaan yang tidak mencukupi

Secara lebih luas, ditinjau dari direncanakan atau tidak, kegiatan pemeliharaan rutin dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Pemeliharaan terencana / planned.
2. Pemeliharaan tidak terencana / unplanned
Dibawah ini adalah diagram yang menunjukan klasifikasi kegiatan pemeliharaan.

Difinisi :
Planned Maintenance : Pemeliharaan yang diorganisasikan dan dilaksanakan dengan perencanaan, control dan penggunaan laporan – laporan untuk suatu rencana yang ditentukan sebelumnya.
Unplanned Maintenance : Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk rencana yang yang tidak ditentukan sebelumnya.
Preventive Maintenance : Pemeliharaan yang dilaksanakan pada interval yang ditentukan sebelumnya atau yang sesuai untuk kriteria yang ditentukan dan ditujukan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan atau degradasi performansi suatu bangunan.
Corrective Maintenance : Pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu kegagalan terjadi dan ditujukan untuk memperbaiki suatu item untuk suatu keadaan yang item tersebut dapat melakukan fungsinyayang diperlukan.
Emergency Maintenance : Pemeliharaan yang diperlukan dengan segera untuk menghindari akibat – akibat yang serius.
Condition Based Maintenance : Preventive maintenance yang di mulai dari suatu hasil pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin.
Scheduled Maintenance : Preventive maintenance yang dilaksanakan untuk suatu interval waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

Pada dasarnya,tindakan pemeliharaan dilakukan berdasarkan atas laporan hasil pemeriksaan / survey terhadap kondisi bangunan. Untuk itu pemeriksaan yang dilakukan harus teliti dan menyeluruh,sehingga dapat ditentukan bentuk tindakan pemeliharaan yang tepat terhadap kegagalan tertentu.

PEMELIHARAAN BANGUNAN YANG BERLANTAI BANYAK
Pada bangunan yang berlantai banyak yang disewakan,misalkan kantor sewa, ada 3 pihak yang berkepentingan dalam menentukan performance bangunan, yaitu :
· Owner / pemilik gedung
· Tenant / penghuni
· Building management / pengelola bangunan
Masing – masing pihak memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal ini bisa menyulitkan untuk menentukan standart sejauh apa kegiatan pemeliharaan bangunan perlu dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar, maka manajen pemeliharaan dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh suatu organisasi pemeliharaan yang disebut dengan ORGANISASI PEMELIHARAAN GEDUNG.
Organisasi pemeliharaan gedung ini bertanggung jawab dalam perencanaan,pengawasan dan penentuan pelaksanaan / operasi pemeliharaan. Organisasinya bisa In – House atau berasal dari lembaga diluar pemilik seperti konsultan atau kontraktor khusus bidang pemeliharaan.

Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu :

-Organisasi pemeliharaan harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan garis kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
-Organisasi pemeliharaan harus mampu bekerja secara efektif melalui pengamat dan pengendalian terhadap performansinya.
-Organisasi pemeliharaan pada gedung perkantoran biasanya masuk dalam organisasi pengelola yang lebih besar yang disebut Building management.Building management dipimpin oleh seorang building manager dan dibantu oleh staff dan pelaksana.
-Organisasi building management pada gedung yang berlantai banyak bervariasi tergantung pada organisasi induk,fungsi gedung,luas lantai dan jumlah lantai. Fungsi – fungsi yang berada dibawah organisasi building management pada dasarnya terdiri dari fungsi keuangan ( accounting ), fungsi administrasi (general affair ), fungsi security,fungsi operasional dan pemeliharaan teknik.

Dalam konteks pemeliharaan gedung, Building Management melaksanakan perawatan dan perbaikan gedung, fasilitas dan kelengkapan gedung dengan tujuan tercapainya :
Reliabilitas ( kehandalan )
Availabilitas ( ketersediaan )
Memperpanjang umur teknis
Memberikan nilai tambah

BUILDING MAINTANANCE / PEMELIHARAAN GEDUNG

BUILDING MAINTANANCE / PEMELIHARAAN GEDUNG

 Neo Publishing

4 years ago

Advertisements

HAKEKAT PEMELIHARAAN GEDUNG (II)


Melanjutkan apa yang sudah dibahas pada bagian I Untuk mencapai hasil pemeliharaan yang baik maka building management harus membuat jadwal pemeliharaan sesuai spesifikasinya baik fisik gedung maupun mekanikal dan elektrikalnya.

Personil organisasi pemeliharaan yang dibawahi mechanical dan electrical manager bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan terhadap :

a. Sistem Elektronik
– Fire alarm
– Sound system
– Telephone, Security System, CCTV, MATV, Access System (by others)
b. Sistem Plumbing
– Fire Fighting System
– Air bersih dan air kotor
c. Sistem tata udara gedung dan ventilasi mekanikal
– AC system (Chiller, AHU, FCU, dll)
– Pressure Fan, Blower, dll
d. Sistem Listrik
– Sistem Pembangkit (Genset)
– UPS
– Gardu PLN, HVDV, LVDP, travo, panel distribusi, dll
e. Sistem Transportasi vertical
– Lift
– Escalator, dll

Tugas – tugas pokok masing – masing bidang

1. Building Manager
· Menetapakan visi buiding management dengan berorientasi pada misi perusahaan / induk.
· Membuat planning,budgeting dan program tahunan
· Melakukan supervise total atas seluruh fungsi organisasi.
· Membuat laporan rutin dan insidentil
2. Chief
· Membuat protap –protap
· Membuat standart operasi dan maintenance
· Mengatur jadwal dan penugasan pelaksana
· Melakukan inspeksi
· Memberikan laporan kepada buiding manager secara rutin
3. Supervisor
· Membuat rencana kerja dan pemeliharaan dan penugasan bersama – sama chief
· Mengatur dan mengkoordinir pekerja harian sesuai dengan bidangnya
· Mengatur penggunaan peralatan dan bahan
· Membuat laporan kepada chief secara rutin
4. Teknisi / Pelaksana
· Melaksanakan pekerjaan pengoperasian,perbaikan dan perawatan alat dan fisik gedung
· Memberikan masukan perihal jadwal pemeliharaan rutin dan pemeliharaan perbaikan
· Melakukan inspeksi dan pencatatan ( checklist harian secara rutin )
· Membuat laporan kepada supervisor

Tindakan pemeliharan secara mendadak dan tidak direncanakan,biasa dilakukan atas dasar komplainan dari pihak tenant. Komplain ini akan disampaikan kepada organisasi pemeliharaan gedung untuk di tindak lanjuti. Setelah complain di tindak lanjuti,maka pelaksana perbaikan perlu membuat laporan kepada manager,sehingga aktifitas pemeliharaan bisa dipantau dengan baik. Berikut skema yang menggambarkan bagaimana complain ditanggapi :

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
MAINTENANCE PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN MEKANIKAL DAN ELECTRIKAL

Adapun jadwal schedule harian seorang maintenance pemeliharaan dan perawatan mekanical dan electrikal antara lain :
1. Checklist harian
Melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan oleh supervisor
Menanggani komplain
Membuat laporan kerja
Mencatat pemakaian listrik dan air
Melaksanakan kegiatan schedule kerja yang telah dibuat sesuai jadwal
Mengkoordinasikan kegiatan dengan atasan

Setiap teknisi yang melakukan tugas checklist harian harus paham terhadap standarisasi pengcheckan.apa saja standarisaisi pengecheckan itu antara lain :

Catatan :
a. Standarisasi ini hanya sebagai bentuk dasar dalam checklist
b. Setiap petugas harus bisa menganalisa data pengecheckan sendiri

———————–

Advertisements

Rangkaian sederhana Mengubah Listrik AC menjadi DC

Rangkaian sederhana Mengubah Listrik AC menjadi DC

Cara membuat Rangkaian Sederhana, untuk mengubah Listrik AC menjadi Listrik DC, dengan menggunakan 4 buah Dioda penyearah.
Bagaimana cara mengubah Listrik AC menjadi DC?
Seperti yang kita ketahui, Listrik dibagi menjadi 2 Jenis, yaitu:
Listrik DCListrik AC

Bagaimana cara mengubah Listrik AC menjadi DC?
Listrik yang bisa kita gunakan di rumah, baik yang berasal dari PLN maupun dari Genset adalah Listrik AC.

Baca juga: Beda Listrik AC dan AC

Listrik AC
AC (Alternating Current), biasa disebut dengan Listrik Arus Bolak-balik.

Namun Terkadang, kita membutuhkan Listrik DC untuk berbagai keperluan peralatan listrik, sehingga jika kita membutuhkan Arus Listrik DC, sedangkan Listrik yang di rumah adalah Listrik AC, maka kita perlu mengubah Arus Listrik AC tersebut Menjadi Listrik DC, dengan rangkaian sederhana, dan dapat kita rangkai sendiri di rumah sesuai kebutuhan.

Listrik DC
DC (Direct Current), biasa disebut dengan Listrik Arus Searah

Rangkaian yang dibuat untuk mengubah Listrik AC menjadi DC disebut dengan dengan ADAPTOR AC-DC, atau biasa disebut juga dengan Konverter AC ke DC.

Bagaimana cara membuat rangkaian untuk mengubah Listrik AC menjadi Listrik DC?

Sebenarnya rangkaian untuk mengubah Listrik AC menjadi DC, atau menyearahkan listrik AC, sangat sederhana dan mudah dibuat, cukup dengan menggunakan 4 buah Dioda penyearah, yang berfungsi untuk menyerahkan Listrik AC (Arus Bolak-balik), menjadi Listrik DC (Arus Searah).

Rangkaian Penyearah, mengubah listrik AC menjadi DC

Rangkaian penyearah AC ke DC
Penjelasan:
Dioda penyearah berfungsi untuk menyearahkan Listrik AC menjadi DC, dengan mengalirkan Listrik dengan Polaritas sesuai dengan jenis Muatan listrik yang diterimanya.

Muatan Listrik ada dua, yaitu:
Positif (+)Negatif (-)
Dioda penyearah memiliki 2 kaki, yaitu Katoda dan Anoda.
Katoda NegatifAnoda Positif
Listrik AC adalah Listrik bolak-balik, dan memiliki Gelombang tegangan yang berubah-ubah (Bolak-balik), sehingga terkadang Listrik Positif dapat berada pada posisi negatif (Nol).

Baca juga: Cara mengukur Dioda


Katoda (Input), Anoda (Output)
Saat Listrik AC pada posisi Bertegangan (bermuatan Positif) dialirkan pada terminal Katoda pada Dioda penyearah, maka Dioda akan menghambat atau tidak mengalirkan Listrik Positif tersebut, namun sebaliknya saat Listrik AC pada Posisi nol (bermuatan negatif), maka listrik muatan negatif tersebut akan mengalir melewati Dioda menuju terminal Anoda, sehingga saat terminal Katoda dijadikan terminal input (Masukan), maka Output yang mengalir pada terminal Anoda dipastikan hanya listrik bermuatan Negatif (-).

Anoda (Input), Katoda (Output)
Saat Listrik AC pada posisi Bertegangan (bermuatan Positif) dialirkan pada terminal Anoda pada Dioda penyearah, maka Dioda akan mengalirkan Listrik bermuatan Positif tersebut menuju terminal Katoda, namun sebaliknya saat Listrik AC pada Posisi Nol (bermuatan negatif) dialirkan melalui terminal Anoda pada Dioda, maka Listrik tersebut tidak dapat mengalir atau terhambat. sehingga saat Terminal Anoda dijadikan terminal Input (Masukan), maka Output yang mengalir pada terminal Katoda dipastikan hanya listrik bermuatan Positif (+).

Dengan rangkaian sederhana ini, maka output pada rangkaian ini, akan menghasilkan Listrik DC (Searah), muatan listrik Positif, dan muatan listrik Negatif tetap pada posisinya (Searah).

Selanjutnya untuk menurunkan Besar tegangan 220Vac sesuai kebutuhan menjadi 12VAC, 24VAC, 42VAC, dan sebagainya, dibutuhkan tambahan komponen berupa Voltage Transformer step-down.

dan untuk menstabilkan tegangan, dapat digunakan komponen tambahan berupa Kapasitor, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu