Jumat, 27 Oktober 2017

Kabar duka. Info orang meninggal dunia

Innalillahi wa innailaihi raaji'uun, telah meninggal dunia ... kami tercinta, ... binti .... pagi ini Pukul 05.00, mohon doa semuanya semoga beliau Khusnul Khotimah. Rumah Duka Jl. Musi Raya Barat No 447, Sialang Kec. Sako Palembang.

Wisnu Ardiyanto dan Keluarga

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ,

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ،
وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ
مِنَ الدَّنَسِ،
وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ،
وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

آمِيّنْ... يَا رَ بَّ العَـــالَمِيْن

Innalillahi wainnailaihi Raji'un....
Telah meninggal dunia ibunda dr sahabat,keluarga kami kakanda kami Affan Budiawan sekitar tengah malam tadi...
Mohon do'a ikhwah,kawan2,kerabat,sahabat semua agar beliau dan keluarga dikuatkan menghadapi musibah ini...
Ya Allah berilah pertolongan....hari Ahad beliau mau akad nikah,hari ini engkau panggil ibundanya... Ya Allah jadikan beliau dan keluarga yang ditinggalkan menjadi orang2 yang sabar,juga untuk kami semua...

Silahkan bagi yg bisa berkontribusi membantu beliau,dengan kehadiran membersamai beliau,melayat,menghibur,membantu materi,dll yg bisa dibantu...

Rabu, 25 Oktober 2017

HUKUM YASINAN /TAHLILAN

HUKUM YASINAN / TAHLILAN

DR. ZAKIR  NAIK " tidak ada dalam al qur'an maupun hadist shahih yang memerintahkannya (acara yasinan tahlilan).

Astaghfirullah,,
UAS " Bilang  Acara 7 hari itu dari salafus shalih,?????
===============================

Pertanyaan.
Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin bertanya berkaitan dengan masalah yang kami hadapi dengan jama’ah kami. Yaitu berkaitan dengan pembacaan surat Yasin (Yasinan) di tempat orang yang meninggal dunia.
Jama’ah kami, saat ini sedang bimbang mengenai hal tersebut. Satu sisi para da’i ada yang memperbolehkan Yasinan, sedangkan lainnya ada yang melarang dan menyatakan bid’ah. Untuk itu kami ingin mengklarifikasikan hal tersebut.
1. Apakah hukum dan dalilnya yang menyatakan Yasinan diperbolehkan?
2. Apakah hukum dan dalilnya yang menyatakan Yasinan dilarang dan bid’ah?
Demikianlah pertanyaan kami, semoga redaksi dapat memberikan jawaban sehingga dapat menyatukan aqidah jama’ah kami. Atas jawaban dan perhatian redaksi, kami ucapkan jazakumullahu khairan katsira.

Suhen
Jl. Domba Rt 28/16 Hadimulyo Barat, Metro Barat.

(Surat ke meja Redaksi tentang Yasinan, juga datang dari saudara Budiman, Bekasi, yang meminta agar kami mengupas masalah pengajian ibu-ibu pada setiap malam Jum’at, yang diisi dengan pembacaan Yasinan (hafalan surat Yasin) secara berjama’ah dan suara keras.

Jawaban
Dalam dua surat di atas terdapat dua perbuatan yang masalahnya serupa: yaitu Yasinan (pembacaan surat Yasin) di tempat orang yang meninggal dunia, atau Yasinan (hafalan surat Yasin) setiap malam Jum’at. Hal itu dilakukan dengan berjama’ah dan suara keras.

Sepanjang pengetahuan kami, orang-orang yang melakukan amalan seperti itu menganggap hukumnya sebagai ibadah yang baik. Mereka menyebutkan berbagai alasan, diantaranya :

1. Menurut mereka, hal itu termasuk ibadah membaca Al Qur’an. Mengapa membaca Al-Qur’an dilarang?
2. Hal itu termasuk berjama’ah membaca Al Qur’an yang sangat utama sebagaimana disebutkan di dalam hadits.
3. Daripada berkumpul di rumah orang kematian sekedar bermain kartu, catur, atau lainnya, apalagi berjudi, lebih baik untuk membaca Al Qur’an.
4. Surat Yasin memiliki banyak keutamaan; antara lain merupakan jantung Al Qur’an, sehingga dipilih daripada surat-surat yang lain.
5. Berkumpul membaca surat Yasin tidak ada jeleknya.

DALIL YANG MELARANG
Adapun orang-orang yang melarang perbuatan di atas, juga membawa berbagai dalil dan alasan. Mereka juga mendudukan perkara itu, dan sekaligus membantah alasan kelompok pertama. Kelompok yang tidak membolehkan acara di atas menyatakan:

1. Kitab suci Al Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk, rahmat, cahaya, kabar gembira dan peringatan. Maka kewajiban orang-orang yang beriman untuk membacanya, merenungkannya, memahaminya, mengimaninya, mengamalkan, berhukum dengannya, mendakwahkannya, dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman:

وَهَذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat. [Al An’am:155].

Oleh karena itulah Allah mendorong hamba-hambaNya untuk membacanya dan merenungkannya dalam banyak ayat-ayatNya. Dia berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. [Shad:29]

Dan Allah mencela orang-orang yang berpaling dari Al Qur’an, tidak mau merenungkannya. Dia berfirman:

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. [An Nisa’:82]

Inilah hikmah diturunkannya Al Qur’an, supaya ayat-ayatnya diperhatikan, diilmui, dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran, yaitu supaya diamalkan. Adapun membacanya di rumah orang kematian, atau ketika peringatan kematian, maka demikian itu merupakan perbuatan yang tidak pernah disyari’atkan oleh agama Islam, tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan tidak pernah diamalkan oleh para sahabat ataupun para ulama yang mengikuti jalan mereka.

Orang-orang yang tidak menyetujui acara tersebut, bukan melarang membaca Al Qur’annya, namun mereka melarang cara dan sifatnya yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga hal itu termasuk perkara baru dalam agama, yang disebut bid’ah, dan seluruh bid’ah itu sesat.

Memang membaca Al Qur’an merupakan ibadah mulia, memiliki berbagai keutamaan, sebagaimana disebutkan di dalam banyak nash-nash agama. Di antaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk membaca Al Qur’an, karena Al Qur’an akan memohonkan syafa’at bagi shahibul Qur’an (orang yang memahami dan mengamalkan Al Qur’an).

عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda,”Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemohon syafa’at bagi ash-habul Qur’an (orang yang mengamalkannya). Bacalah dua yang bercahaya, Al Baqarah dan surat Ali Imran; sesungguhnya keduanya akan datang pada hari kiamat, seolah-olah dua naungan atau seolah-olah keduanya dua kelompok burung yang berbaris. Keduanya akan membela ash-habnya. Bacalah surat Al Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya merupakan berkah, dan meninggalkannya merupakan penyesalan. Dan Al Bathalah tidak akan mampu (mengalahkan)nya.” Mu’awiyah berkata,”Sampai kepadaku, bahwa Al Bathalah adalah tukang-tukang sihir.” [HR Muslim, no. 804]

Membaca Al Qur’an juga memiliki pahala yang besar.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka dia mendapatkan satu kebaikan dengannya. Dan satu kebaikan itu (dibalas) sepuluh lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” [HR Tirmidzi no, 2910, dishahihkan Syaikh Salim Al Hilali dalam Bahjatun Nazhirin 2/229].

Karena membaca Al Qur’an termasuk ibadah, sehingga agar ibadah itu diterima oleh Allah dan berpahala, maka harus memenuhi dua syarat, yaitu: ikhlas dan mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Kalaupun Yasinan (pembacaan surat Yasin) sebagaimana di atas dilakukan dengan ikhlas, tetapi karena tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salla dan tidak dilakukan para sahabatnya, maka perbuatan tersebut tertolak.

2. Berkumpul untuk membaca Al Qur’an memang sangat utama, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah n bersabda,”Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling belajar di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” [HR Muslim no. 2699; Abu Dawud no. 3643; Tirmidzi no. 2646; Ibnu Majah no. 225 dan lainnya].

Hadits di atas nyata menunjukkan, bahwa berkumpul untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an merupakan ibadah yang sangat mulia. Namun bagaimanakah bentuk atau cara yang sesuai dengan Sunnah Nabi? Karena, jika amalan itu tidak sesuai dengan Sunnah, ia akan tertolak.

Berikut ini kami jelaskan bentuk-bentuk berjama’ah dalam membaca Al Qur’an, sebagaimana disebutkan para ulama:

– Satu orang membaca, yang lain mendengarkan.
Disebutkan dalam hadits di bawah ini:

عَنْ عَبْدِاللَّهِ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ عَلَيَّ قُلْتُ آقْرَأُ عَلَيْكَ وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ قَالَ فَإِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ حَتَّى بَلَغْتُ ( فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا ) قَالَ أَمْسِكْ فَإِذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ

Dari Abdullah, dia berkata, Nabi bersabda kepadaku,”Bacakanlah (Al Qur’an) kepadaku!” Aku menjawab,”Apakah aku akan membacakan kepada anda, sedangkan Al Qur’an diturunkan kepada anda?” Beliau menjawab,”Sesungguhnya, aku suka mendengarkannya dari selainku,” maka aku membacakan kepada beliau surat An Nisa’, sehingga aku sampai (pada ayat):

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدً

Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (An Nisa’: 41). (Kemudian) Beliau bersabda,”Berhentilah!” Ternyata kedua mata beliau meneteskan air mata.” [HR Bukhari no. 4582; Muslim no. 800; dll]

Imam Malik berkata,”Seandainya seseorang membaca, yang lain menyimak, atau seseorang membaca setelah yang lain, aku tidak menganggapnya berbahaya (yakni terlarang).” [Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 162].

Syaikh Dr. Muhammad Musa Nashr berkata,”Berkumpul untuk membaca Al Qur’an yang sesuai dengan Sunnah Nabi dan perbuatan Salafush Shalih, adalah satu orang membaca dan yang lainnya mendengarkan. Barangsiapa mendapatkan keraguan pada makna ayat, dia meminta qari’ untuk berhenti, dan orang yang ahli berbicara (menjelaskan) tentang tafsirnya, sehingga tafsir ayat itu menjadi jelas dan terang bagi para hadirin… Kemudian, qari’ mulai membaca lagi. [Kitab Al Bahts Wal Istiqra’ Fii Bida’il Qurra’, hlm. 50-51].

– Membaca bergantian.
Imam Malik berkata,”Hendaklah orang itu membaca, dan (setelah selesai) yang lain (ganti) membaca. Allah berfirman:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأْنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat. (Al A’raf: 204). [Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 95, 162].”

Beliau juga berkata,”Seandainya seseorang dari mereka membaca beberapa ayat, kemudian orang lain membaca setelah temannya, berikutnya membaca setelah temannya; yang demikian itu tidak mengapa, mereka saling memperdengarkan kepada yang lain.” [Idem hlm. 162].

– Dibuat beberapa kelompok, setiap kelompok dibimbing oleh qari’.
Imam Malik ditanya tentang para qari’ Mesir, yang orang banyak berkumpul kepada mereka, lalu tiap-tiap qari’ membacakan (Al Qur’an) kepada sekelompok orang dan membimbing mereka? Beliau menjawab,”Itu bagus, tidak mengapa.” [Al Muntaqa, 1/345 karya Al Baji, dinukil dari Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 161].

Selain berjama’ah membaca Al Qur’an dengan cara yang benar sebagaimana di atas, juga ada cara yang tidak benar, seperti di bawah ini:

– Imam Malik bin Anas berkata,”Tidak boleh sekelompok orang berkumpul membaca satu surat (bersama-sama), seperti yang dilakukan penduduk Iskandariyah. (Demikian)ini dibenci, tidak menyenangkan kami.” [Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 161].

Beliau juga mengatakan,”(Yang seperti) ini bukan perbuatan orang-orang (Salaf).” [Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 95, 162].

Yang dikatakan oleh Imam Malik di atas, persis acara Yasinan yang banyak dilakukan oleh sebagian umat Islam di Indonesia.

Adapun membaca Al Qur’an bersama-sama dengan satu suara secara keras, ini bertentangan dengan ayat 204 surat Al A’raf, sebagaimana di atas. Allah memerintahkan, jika Al Qur’an dibacakan, kita wajib diam dan mendengarkan, juga merenungkan apa yang dibaca. Jika semua yang hadir membaca bersama-sama, siapa yang akan mendengarkan? Bisakah orang merenungkan?

– Imam Abu Bakar Muhammad bin Al Walid Ath Thurthusi rahimahullah (wafat 530 H ) berkata,”Adapun sekelompok orang berkumpul di masjid atau lainnya, kemudian seseorang yang bersuara indah membaca (Al Qur’an) untuk mereka, maka ini terlarang! Hal itu dikatakan oleh Imam Malik. Karena membaca Al Qur’an disyari’atkan dalam bentuk ibadah, dan menyendiri dengannya lebih utama. Sesungguhnya, tujuan itu (yakni berkumpul dan mendengarkan bacaan indah seseorang) hanyalah mencari perhatian, (mencari) makan dengannya saja, dan termasuk satu jenis meminta-minta dengan Al Qur’an. Dan ini termasuk perkara yang Al Qur’an wajib disucikan darinya.” [Kitab Al Hawadits Wal Bida’, hlm. 96].

Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi menambahkan perkataan di atas dengan mengatakan,”Sebagaimana terjadi pada acara-acara resmi dan keagamaan –menurut sangkaan mereka- di banyak masjid!”

3. Adapun perkataan mereka “Daripada berkumpul di rumah orang kematian sekedar bermain kartu, catur, atau lainnya, apalagi berjudi, lebih baik untuk membaca Al Qur’an”, maka ditinjau dari beberapa sisi, pendapat seperti ini tidak dapat diterima. Mengapa?

– Berkumpul di rumah orang kematian setelah penguburan mayit, sebagaimana banyak dilakukan orang, termasuk perbuatan niyahah (meratapi mayit) yang terlarang, memperbarui kesedihan, dan membebani keluarga mayit.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata di dalam kitab Al Umm 1/248,”Aku membenci berkumpul dalam kesusahan, yaitu berjama’ah, walaupun mereka tidak menangis; karena hal itu akan memperbarui kesedihan, membebani biaya, bersamaan dengan riwayat yang telah lalu tentang hal ini.”

Kemungkinan, riwayat yang dimaksudkan oleh Imam Syafi’i tersebut ialah riwayat dari Jarir bin Abdullah Al Bajali, dia berkata,

كُنَّا نَعُدُّ الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنِيعَةَ الطَّعَامِ بَعْدَ دَفْنِهِ مِنَ النِّيَاحَةِ

Kami (para sahabat) memandang berkumpul kepada keluarga mayit dan pembuatan makanan setelah penguburannya termasuk meratap. [HR Ahmad dan ini lafazhnya; dan Ibnu Majah; dishahihkan oleh An Nawawi, Al Bushiri, dan Al Albani. Lihat Ahkamul Janaiz, hlm. 167].

Dan hal itu termasuk bid’ah, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama. [Lihat Ahkamul Janaiz, hlm. 167].

– Sebagian ulama menyatakan, hukum bermain kartu dan catur, walaupun tanpa perjudian itu terlarang, sehingga termasuk maksiat. Adapun berkumpul di rumah orang kematian untuk membaca Al Qur’an hukumnya bid’ah.

Imam Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata,”Bid’ah lebih dicintai oleh Iblis daripada maksiat. Orang terkadang bertaubat dari maksiat, tetapi seseorang sulit bertaubat dari bid’ah.” (Riwayat Al Lalikai, Al Baghawi, dan lainnya).

Pelaku bid’ah menganggap bid’ahnya sebagai ibadah dan kebaikan. Maka, bagaimana dia diminta untuk bertaubat darinya?!

4. Alasan mereka “Surat Yasin memiliki banyak keutamaan, antara lain merupakan jantung Al Qur’an, sehingga dipilih daripada surat-surat yang lain”.
Jawaban kami: Banyak ulama menyatakan, bahwa hadits-hadits yang menyebutkan fadhilah-fadhilah surat Yasin tidak ada yang shahih. Seandainya hadits-hadits itu shahih, bukan berarti boleh mengkhususkannya untuk dibaca pada waktu tertentu (seperti setelah kematian atau setiap malam Jum’at). Karena mengkhususkan waktu-waktu ibadah, merupakan hak pembuat syari’at, yaitu merupakan hak Allah Ta’ala semata.

5. Adapun perkataan mereka, bahwa berkumpul membaca surat Yasin tidak ada jeleknya.
Jawaban kami: Kebiasaan berkumpul membaca surat Yasin berjama’ah dengan suara keras pada waktu-waktu tertentu, mengandung banyak kejelekan dan keburukan. Antara lain:

– Membaca Al Qur’an berjama’ah dengan suara keras bertentangan dengan firman Allah:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأْنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. [Al A’raf: 204].

Sebagaimana penjelasan Imam Malik yang telah kami nukil di atas.

– Hal itu juga bertentangan dengan metode Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat ketika secara berjama’ah membaca Al Qur’an. Yaitu, satu orang membaca dan yang lainnya diam, mendengarkan dan merenungkan isinya, sebagaimana telah kami sebutkan di atas.

– Mengkhususkan membaca surat Yasin, tanpa surat-surat yang lain juga merupakan bid’ah dhalalah (yang sesat). Hal ini termasuk bid’ah idhafiyah, yaitu bid’ah yang pada asalnya ada dalil, namun sifatnya tidak ada dalil. Membaca Al Qur’an ada dalilnya, tetapi mengkhususkan surat Yasin pada waktu-waktu tertentu tidak ada dalilnya.

Tentang seluruh bid’ah merupakan kesesatan, dan tidak ada bid’ah hasanah di dalam agama. Lihat Majalah As Sunnah, Edisi 02/Tahun V/1421H/2001M.

– Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca surat Yasin, seperti setelah kematian atau setiap malam Jum’at, juga merupakan bid’ah dhalalah sebagaimana point sebelumnya.

– Membaca Al Qur’an bersama-sama dengan satu suara dan keras, memiliki berbagai keburukan.

Syaikh Dr. Muhammad Musa Nashr menyatakan, membaca Al Qur’an dengan satu suara merupakan bid’ah yang buruk dan memuat banyak kerusakan:
1. Hal ini merupakan perkara baru.
2. Mereka tidak saling mendengarkan bacaan Al Qur’an, bahkan saling mengeraskan, sedangkan Nabi melarang dari hal ini.
3. Seorang qari’ terpaksa berhenti untuk bernafas, sedangkan orang-orang lain meneruskan bacaan, sehingga dia kehilangan beberapa kata saat bernafas, maka ini tidak diragukan lagi keharamannya.
4. Seseorang bernafas pada mad muttashil seperti: جَاءَ , شَاءَ , أَنْبِيَاءَ sehingga dia memutus satu kata menjadi dua bagian. Ini merupakan perkara yang haram dan keluar dari adab qira’ah.
5. Menyerupai ibadah Ahli Kitab ibadah di dalam gereja mereka. [Kitab Al Bahts Wal Istiqra’ Fi Bida’il Qurra’, hlm. 51-52].

Kalau kita sudah mengetahui, bahwa hal itu termasuk bid’ah, maka sesungguhnya kejelekan bid’ah itu sangat banyak. Antara lain:
– Seluruh bid’ah sesat.
– Kesesatan itu membawa ke neraka.
– Amalan bid’ah tertolak
– Bid’ah termasuk perbuatan yang melewati batas.
– Menganggap baik terhadap bid’ah, berarti menganggap agama Islam belum sempurna. Padahal Allah telah memberitakan kesempurnaan agama ini. apakah mereka mengingkarinya?
– Bid’ah menyebabkan perpecahan.
– Pelaku bid’ah, semakin lama kian jauh dari Allah.
– Penyeru bid’ah menanggung dosa orang-orang yang mengikutinya sampai kari kiamat.
– Pelaku bid’ah menentang agama.
– Pelaku bid’ah menempatkan dirinya sebagai “pembuat syari’at”.
– Pelaku bid’ah akan diusir dari telaga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
– Pelaku bid’ah dilaknat oleh Allah. [Lihat Mabhats Majalah As Sunnah, Edisi 02/Tahun V/1421H/2001M] Dan kejelekan-kejelekan lainnya yang diketahui oleh Allah Ta’ala.

Inilah sedikit jawaban dari kami. Semoga dapat menghilangkan kebimbangan orang dalam masalah ini.

[Disalin dari majalah As-Sunnah

Senin, 16 Oktober 2017

MAKNA KECERDASAN

Semoga dengan membaca ini tidak ada lagi perkataan : "anak dokter kok tdk pinter", "anak dosen kok tdk pinter", anak karyawan bank kok tidak pinter", dll...

Nih bagus buat para orang tua dan guru untuk mengetahui kecerdasan anak-anak kita. Yg tenyata sangat ber-beda2, gak bisa di-banding2kan... Silakan dibaca:

*MAKNA KECERDASAN*

Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya.
Lalu saya bercerita, ada 4 anak yg mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa di tepi pantai itu.

® Anak ke 1 :  Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang dihasilkan dari kelapa yang jatuh
lengkap dengan persamaan matematika dan fisika.

Lalu saya bertanya kepada siswa saya : "Apakah anak ini cerdas?"
dijawab serentak sekelas : "iya... Dia anak yang cerdas." Lalu saya lanjutkan cerita ...

® Anak ke 2 : Dengan gesit anak kedua ini datang memungut kelapa yang jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia : "bersorak ... yesss ... laku Rp 5.000"

Kembali saya bertanya ke anak-anak di kelas : "apakah anak ini cerdas?"
Anak-anak menjawab : "iyaa ... Dia anak yg cerdas."
Lalu saya lanjutkan cerita...

® Anak ke 3 :  Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon.

Saya bertanya kepada anak-anak : "apakah anak ini cerdas?"
anak-anak dengan mantap menjawab : "Iya ... dia anak yang cerdas."
Sayapun melanjutkan cerita ke empat ...

® Anak ke 4 :  Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia
melihat ada seorang kakek yg tengah kepanasan dan berteduh di pinggir
jalan. "Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya".
Lalu saya bertanya : "apakah anak ini, anak yg cerdas?"
Anak-anak  menjawab :"Iya ... dia anak yang  cerdas."

Anak-anak menyakini bahwa semua cerita di atas menunjukkan anak yg cerdas. Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki "Kecerdas-unikan-nya".
Dan mereka ingin dihargai *"Kecerdas-unikan-nya"* tersebut.

Namun yang sering terjadi, di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ?

"Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik", Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN.

Sedang ...
"Kecerdasan Finansial" (anak no 2), "Kecerdasan Karakter" (anak no 3) dan "Kecerdasan Sosial" (anak no 4). Belum ada ruang yg diberikan untuk mengakui kecerdasan mereka.

Anak Anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan "Keunikan dan Kecerdasan-nya" masing-masing. Hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri Anda sendiri.

Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing,  dan siapkan mereka dengan *4 kecerdasan*  _(Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial)_  sebagai pedoman di mana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak.
#Tiap_manusia lahir dengan kecerdasan dan keunikan masing-masing#🌟🌟🌟

Share by
_*Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, dan Keluarga*_
Semangat berkarya
Semangat Mendidik biar cerdas... nguring ilubiung buat teh Ida sareng mad San....

Jumat, 13 Oktober 2017

WALI TANPA NAMA TANPA GELAR

WALI TANPA NAMA DAN TANPA GELAR

Suatu hari aku bertemu dengan orang gila ( Al-majnuni Murokab )tak jauh dari makam seorang wali, ia ngoceh ga jelas seperti sedang bicara dengan seseorang, dia berbicara seperti ini:

" Andaikan mereka tahu bahwa ada wali "tanpa nama tanpa gelar" yang memiliki kemampuan seperti Wali Quthb niscaya mereka akan datang berbondong-bondong mencium tangan wali tanpa nama tanpa gelar tersebut minta di do'akan hajatnya, jika Wali tanpa nama tanpa gelar itu telah wafat niscaya mereka akan berlama-lama dipekuburannya berdzikir, berdo'a dan bermuhasabah diri meminta ampun kepada ALLOH MAHA PENGAMPUN atas dosa-dosa mereka selama ini. Andaikan mereka tahu jika mereka sami'na wa athona kepada wali tanpa nama tanpa gelar niscaya ALLOHU SWT akan angkat derajatnya, Namun sayang sekali karena wali tersebut tanpa nama dan tanpa gelar kewalian maka ia seringkali dilupakan dan diabaikan setiap orang".

Aku yang dengar ocehannya kaget dan bergumam "hahhh??? ada wali tanpa nama tanpa gelar yang kemampuannya seperti Wali Quthb? Siapakah wali tersebut?"

Dengan sedikit rasa takut-takut aku dekati dia karena penasaran ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut?

lalu terjadi dialog:

Aku : maaf mbah tadi saya dengar mbah ada mengoceh panjang lebar dan berbicara tentang wali tanpa nama tanpa gelar, siapakah sebenarnya wali tersebut mbah? mengapa sedemikian hebatnya wali tanpa nama tanpa gelar tersebut hingga kemampuan dan derajatnya hampir menyamai Wali Quthb?

Orang gila tersebut menoleh kearahku dan matanya sedikit melotot lalu berkata :

" Sampeyan siapa? kamu nguping omonganku yach? Apa pentingnya kamu perlu merasa tahu tentang wali tanpa nama?"

Ucapnya dengan nada agak tinggi, Mendengar ucapan suaranya yang agak bernada tinggi terkesan kasar membuat aku sedikit takut dan gentar, lalu berkata :

" Maaf mbah, bukan maksud saya menyinggung mbah, nama saya Bolank saya seorang muhibbun pecinta para wali-wali ALLOHU, kadang-kadang saya dan teman-teman seperti M Darjo Huda, Naja Suluk, Ahmad Nawan Nyel berziarah ke makam para wali, saya penasaran dan tertarik dengan wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah sebutkan, kalau boleh tahu siapakah wali tersebut mbah?"

Orang gila itu tertawa terbahak-bahak dan berkata: "HA HA HA HA HA HAA ..... dasar bocah goblog, namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar, tentu saja aku tidak tahu nama wali tersebut dan apa gelar kewaliannya, kamu ini tampang keliatan pintar tapi ternyata goblog yach, HA HA HA HA HA"

JLEEB, terasa menusuk sekali perkataannya dia menyebut aku anak bodoh dan goblog, wajahku merah padam menahan sedikit emosi, sepertinya aku salah sangka kukira orang gila tersebut orang yang bisa diajak dialog, tapi nyatanya dia sebut aku bocah goblog, yach aku memang goblog namanya juga wali tanpa nama tanpa gelar jadi siapa yang tahu nama wali tersebut? siapa yang tahu gelar wali tersebut sedangkan wali tersebut tanpa gelar?, ach sudahlah sebaiknya kutinggalkan saja dia, aku pun mulai membalikkan badan dan membuang muka dengan wajah masam hendak meninggalkan orang gila tersebut,

" Hai fikri mau kemana sampeyan, sampeyan ini bagaimana sudah datang tidak mengucapkan salam, malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, baru diejek begitu saja sudah bermuka masam, apakah mursyidmu yang seorang wali qutb tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bisa bersabar menahan celaan dan hinaan?"

langkahku terhenti, astaghfirullooh .... betul sekali, aku tadi lupa mengucapkan salam sebelum memulai obrolan dan aku juga pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam, dan tak kusangka dia menyebut mursyidku seorang Wali Quthb, sepertinya dia mengenal mursyidku

kemudian aku kembali menghampirinya dan berkata " Assalammu' alaikum wr. wb. mbah, mohon maaf mbah atas kelancangan saya karena datang dan pergi tanpa mengucapkan salam, sekali lagi saya mohon maaf" (sambil mencoba meraih tangannya untuk menyalami dan mencium tangannya), orang gila itu menepis tanganku seraya berkata "wiss sudah , cukup bilang minta maaf dan tak perlu cium tangan segala"

Aku jadi salah tingkah, tiba-tiba suasana hening sejenak beberapa menit, aku diam dan diapun diam suasana serasa seperti di kuburan

" Ngapain kamu masih disini?"

annnnccur ... mukaku rasanya merah padam, merasa salah tingkah dan bodoh dihadapan orang gila tersebut, dengan rasa sedikit menahan malu aku tetap memberanikan diri untuk bertanya :

" Maksud saya adalah ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelar yang mbah katakan saat saya mencuri dengar"

orang gila bertanya " Kamu ini ga pinter pinter juga, sudah berapa lama kamu belajar tassawwuf/spritual?"

Aku menjawab "sudah sekitar hampir 7 tahun, mbah" lalu orang gila itu berkata sambil menepuk pahanya :

" Sudah 7 tahun masa kamu ora mudeng dan tidak tahu wali tanpa nama dan tanpa gelar, memangnya gurumu tidak mengasih tahu?"

Aku menjawab "saya sering membaca dan mendengar suhbah dari guru saya mbah, tapi saya belum tahu dan belum pernah dengar ada wali tanpa nama dan tanpa gelar, dan guru sayapun tidak pernah menyebutkan siapa wali tersebut?"

orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh lalu berkata " Sebenarnya gurumu ada menyebutkannya bahkan berulang-ulang kali menyebutkannya hanya saja kamu aja yang ga faham-faham dengan maksud gurumu, lagi pula sebutannya wali tanpa nama dan tanpa gelar jelas gurumu tidak tahu nama wali tersebut dan tidak tahu gelar wali tersebut tapi kamu sendiri tahu siapa wali tersebut, bahkan wali tersebut begitu dekat denganmu"

Aku bergumam dalam hati "apaaa??
Aku mengenal wali tersebut? siapa dia?

orang gila itu tertawa terkekeh-kekeh "he .. he ... he ... wali tanpa nama dan tanpa gelar itu adalah orangtuamu sendiri, nah sekarang aku tanya kamu memangnya aku kenal siapa nama orangtuamu dan gelar orangtuamu? yach aku mana tahu"

aku jadi tambah bingung lalu semakin bertanya-tanya

" Orangtuaku? maksud mbah orangtuaku adalah wali tanpa nama dan tanpa gelar? mengapa bisa begitu mbah?"

orang gila itu mulai menatap mataku dengan tajam, lalu bangkit dari duduknya lalu berkata :

" Apakah kau tidak tahu tentang Uwaisy al Qorni, salah satu sahabat yang tidak pernah bertemu NABI secara fisik dan juga seorang wali? apa yang menyebabkan dia memiliki derajat yang begitu agung hingga namanya terkenal di langit walau dibumi tak ada seorangpun mengenalnya? kau tahu??!!

" Sahabat Uwaisy al Qorni berkata bahwa ibunya pernah berkata dan mendo'akannya "anakku Uwaisy aku tahu hatimu begitu sangat mencintai dan menginginkan dapat bertemu NABI MUHAMMAD SAW, namun kini kau datang padaku dengan wajah dirundung sedih karena tak berhasil menemui ROSULULLOH SAW dan kau memilih segera pulang karena memikirkan dan mengkhawatirkan aku ibumu ini nak , dan aku ridho padamu, YA ALLOHU kau MAHA TAHU, saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah ridho pada anakku, maka terimalah ridho ku ya ALLOHU dan ridhoilah anakku Uwaisy",

Dan apa kau tidak kau tahu bahwa SHULTONUL AWLIYA SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI , dimasa kecilnya ketika dirampok malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perampok itu heran mengapa ia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya padahal setiap orang yang mereka rampok selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari mereka, lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI? beliau berkata "ketika aku hendak bepergian menuntut ilmu ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih ridho bila engkau jujur sekalipun engkau harus kehilangan harta dan perbekalanmu daripada kau harus kehilangan kejujuranmu"……

" Lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? apakah kau sanggup menahan perih dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertaruh nyawa agar kau terlahir sehat dan selamat??  apakah kau pernah memikirkan hal ini ??

Itu kekuatan ALLOHU SWT yang dianugerahkan kepada ibumu melalui RAHMAN dan RAHIM NYA , ini adalah sumber kekuatan para AWLIYA"

Aku diam seribu bahasa rasa hati ini ingin menangis sejadi-jadinya, aku serasa dihakimi dalam hari perhitungan ...

Lalu orang gila itu berkata lagi " KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH PARA WALI TAPI, PERNAHKAH KAU BANGGAKAN DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBUMU YANG ALLOHU SWT anugerahkan kepadamu?

PERNAHKAH KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBU YANG MENGAJARKAN BERKATA-KATA KETIKA KAMU MASIH BAYI ??

tidurnya sedikit karena kau selalu nangis dan rewel sebagaimana para AWLIYA yang tidurnya sedikit karena memikirkan ummat NABI MUHAMMAD SAW yang banyak berkeluh kesah..

Apakah kau tak tahu kalau itu adalah bukti karomah ibumu?, tidakkah kau pernah mendengar kalimat ini

" Ridho orangtua adalah ridho nya ALLOHU, para awliya mereka menjadi Wali Quthb dikarenakan ridho dari orangtua mereka, tidakkah kau sadar bahwa do'a dan harapan kedua orangtuamu hampir setara dengan Wali Quthb?"

Astaghfirullooh ... ampuuunnn .... mendengar celotehan orang gila tersebut seakan petir menyambar seluruh tubuhku, badanku rasanya hancur binasa ... ingin sekali aku rasanya menangis sekuat-kuatnya ...

Orang gila itu berdiri lalu berkata sambil menunjuk kearahku ;

" Lihat dirimu, kelak kau akan jadi seorang BAPAK, apakah kau tahu karomah bapakmu selama ini? lihat tangannya, lihat punggungnya lihat kulitnya, setiap hari ia membanting tulang agar kau tetap bisa makan, tetap bisa tertawa, tetap tersenyum, bekerja siang dan malam hanya untuk mengabulkan segala macam pinta dan rengekmu, ketika kau kecil dirimu melakukan kesalahan dialah orang yang paling depan membelamu, ketika kau dalam bahaya dia rela menghadapi bahaya itu untuk menyelamatkanmu, dia tanggung bebanmu dan ibumu dipundaknya walau kian rapuh dia tetap berusaha menopang, tidakkah kau sadari bahwa bapakmu itu seorang MUJAHID FISABILILLAH ? yang setiap hari dia berjuang menafkahi kehidupanmu bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, dia bapakmu adalah MUJAHIDIN kebanggaanmu"

Ya ROBB, aku seperti hancur lebur mendengar ocehan orang gila tersebut, bahkan ternyata selama ini aku yang gila bukan dia, aku melupakan siapa sesungguhnya orangtuaku sendiri, aku melupakan semua yang mereka beri padaku, bahkan aku sering takjub akan pesona dan karomah wali tapi aku tak pernah sadar dengan orangtuaku sendiri yang merupakan wali tanpa nama dan tanpa gelar kewalian, ...

Sesaat kemudian orang gila itu berlalu meninggalkanku tanpa sepatah katapun .... aku mengikuti dia dari belakang ingin tahu kemana dia pergi ... ternyata dia mendatangi 2 gundukan tanah, dan dia duduk disana .... mulutnya komat kamit seperti orang yang berdialog dan berbicara, namun karena dia menggunakan bahasa daerah yang tidak kumengerti aku tidak tahu apa yang dia ucapkan, lalu sesaat kemudian dia tertawa kebahak-bahak sambil senyam senyum dihadapan 2 gundukan tanah yang ternyata itu tanah kuburan, tapi aku tak tahu kuburan siapa itu namun aku berhusnudzon mungkin itu kuburan seorang wali besar, karena dari celoteh orang gila itu sepertinya dia tahu betul tentang wali jadi aku pikir itu kuburan seorang wali ....

Tiba-tiba setelah selesai dia tertawa, dia diam .... suasana menjadi hening .... kemudian kulihat dia mulai menangis meneteskan airmata dengan suara terisak-isak, tangisan begitu pilu sampai serasa menyayat hatiku untuk turut menangis ... aku tak tahu apa yang diucapkannya dalam logat daerah, sambil tangannya mengelus - elus kuburan itu, tangisan kian jadi bahkan meraung, aku sedih bercampur bingung karena tak mengerti dengan bahasa yang diucapkannya ... namun akhirnya aku mengerti mengapa dia meraung-raung menangis dikuburan yang kusangkakan seorang wali, ditengah isak tangisnya aku mendengar dia mengucapkan kalimat "mbok ... " , lalu pada kuburan yang sebelahnya dia berkata "mbah ... " , aku jadi ingin menangis sejadi-jadinya .... ternyata itu kuburan orangtuanya, ternyata itu kuburan seorang wali tanpa nama tanpa gelar ...

Kini aku baru faham mengapa orang-orang mulai menganggap gila, sebab dia sering tertawa, menangis meraung, dan bercakap - cakap sendiri di kuburan ... seandainya aku jadi dia mungkin aku akan sama dengannya menjadi gila karena ditinggal pergi oleh kedua orang paling yang disayangi ...
aku membalikkan badanku ... bergegas ingin pulang kerumah untuk menemui kedua orangtuaku yang masih hidup. Dan aku merasa beruntung masih memiliki wali tanpa nama tanpa gelar yang masih hidup ....

Sepanjang jalan aku berdoa: "robbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayaanii shogiroo.."

Kamis, 12 Oktober 2017

Hakekat Kekayaan

🍃🌹 *Ini Hakekatnya* 🌹🍃

Sebagian manusia bekerja, siang malam, kedinginan, dan kepanasan tetapi tidak mendapat kecuali sedikit dari rupiah...

Sebagian manusia hanya duduk di atas meja, ruangan ber-AC, sedikit bergerak tapi mendapatkan banyak dari harta dunia...

Itulah rezeki, Allah-lah yang mengaturnya, Dia melapangkan kepada siapa yang dikehendaki dan menahannya dari siapa yang dikehendakiNya...

Tapi masalahnya adalah pemahaman kita tentang arti dari *KEKAYAAN ...*

_Apakah itu...?_

_Siapakah orang kaya yang sesungguhnya..?_

Selama seseorang tidak memahami hakekatnya maka ia akan berada di dalam kubangan kekurangan dan kemiskinan walaupun hartanya melimpah...

Mari kita perhatikan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut :

ليس الغنى عن كثرة العرض و لكن الغنى غنى النفس

"(Hakekat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda, akan tetapi hakekat kaya adalah kaya jiwa".
[HR Bukhari : 6446, Muslim : 1051]

*Kaya jiwa, kaya hati inilah hakikatnya...*

Karena kaya jiwa seseorang bisa tersenyum tulus dari hatinya yang lapang...

Karena kaya jiwa seseorang bisa berbagi rezeki walaupun hidup kekurangan...

Karena kaya jiwa makan, minum dan menjalani hidup dengan tenang tanpa stress walaupun hidup seadanya...

Tapi kalau jiwa miskin, maka kesusahan dan kesempitan yang dirasakan, tidak bahagia, sulit berinfaq dan berbagi, dan hidup sesalu dihantui kekurangan dan kekurangan...

Sudah saatnya kita merubah pandangan kita agar tidak menyesal...

*Bacalah Al-Quran dan hadits-hadits Nabi, hadirilah kajian-kajian ilmu yang bermanfaat...*

Mengejar dunia tanpa mengetahui hakikatnya, akan membuahkan kesempitan, kejenuhan, was-was, stress dst...

Seseorang akan mengalami kejenuhan, ya kejenuhan...

*Kebahagiaan ada dalam kekayaan jiwa, dan ketaatan pada Allah...*

Selamat beraktifitas, dan selamat berbagi dengan sesama...

Rabu, 11 Oktober 2017

Berbagi info

Wikipedia - Jumlah Indomaret sampai awal tahun 2016 di Indonesia 12.100, kalau satu transaksi saja ambil rata-rata *100 rupiah* tidak ada kembalian, kemudian dibiarkan begitu saja, maka 12.100 x 100 = *1.210.000,- rupiah* ini baru 1x transaksi, katakan per 5 menit 1000 x transaksi se Indonesia maka, perjamnya  = 1000 x 12 x Rp.100 x 12.100

Indomaret = *Rp.14.520.000.000,-*/jam

Wooow... jadi mudah sekali kan bagi *Hari Tanoe,...*

Ayo mulai skrg belanja di pasar tradisional..... MENGINGATKAN LAGI !!! INDOMARET & ALFAMART MILIK 9 NAGA JUGA, MAKA DIHIMBAU UTK ORG MUSLIM UTK BOIKOT MEREKA DAN ALIHKAN KE TIPTOP ATAU WARUNG2 MUSLIM LAINNYA.

*HATI-HATI !!!*

*PENGEMIS MODERN !!!*

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Info dari teman;

Habis baca langsung klik BAGIKAN/ SHARE ya... !!! Biar temen kita tau juga dan tidak tertipu juga.

~» Kemaren saya belanja di Indomart, trus abis bayar, kasirnya tanya secara otomatis (sesuai prosedur standarnya), apa sisa kembalian uang receh mau disumbangkan ke badan sosial?

Teman saya jawab YA, karena dia pikir cuman recehan....

Tapi dia iseng becanda tanya, sumbang ke mana mbak, ke gereja yah ???

Dijawab IYA (!!!!).

Lho yang bener aja, ke badan sosial apa?

*GKI (Gereja Kristen Indonedia)* katanya.

KURANG AJAR, teman saya bilang saya ISLAM. Balikin recehan saya tadi.

Coba kalian bayangin, berapa Milyar gereja per bulan dapat dari ribuan Indomart (mungkin super/ mini market lain).

Saya yakin banyak yang tdk tahu hal ini karena tidak DETAIL nanya atau kasir tdk kasih tahu (bisa jd hanya bosnya
yg tahu).

Jadi kasih tahu yg lain biar hati2...!

*~» Penting diketahui :*

Indomaret walaupun franchise milik perorangan, ternyata tetap membuat aturan pusat, dan pusatnya tetap milik *Hary Tanoe* ketua Partai Perindo yg modalnya dari George Soros....

Tiap minggu pagi, kebaktian di MNC Tower.

Info dari jurnalist SINDO (muslim).

Ini namaya penipuan.
Anehnya mereka mancela para peminta sumbangan (utk masjid) yg biasa mangkal di jalan raya,
namun mereka tanpa malu2 menipu konsumen muslim dengan cara2 yang keji.

Mari sebarkan info ini kesemua saudara2 muslim, karena semua yang kita sumbang utk musuh2 ALLOH akan diminta pertanggung jawaban nanti.

Berita ini harus disebarkan supaya umat Islam lebih berhati-hati, jangan sampe ikut andil....k

Jangan sampai jadi senjata makan tuan.

Ingin tau Berita tentang Kedekatan Hary Tanoe dan Soros baca saja Beritanya Oleh Aktivis anti Pemurtadan dan Aliran Sesat Al Ustadz Abu fayadh Muhammad Faisal Al-Jawy AlBantani Hafidzhahuloh yakni:
1. http://m.hidayatullah.com/artikel/ghazwul-fikr/read/2013/09/08/6288/mengintip-kedekatan-george-soros-hary-tanoe.html
2. https://www.nahimunkar.com/dibalik-kedekatan-george-soros-hary-tanoe/
3. https://www.nahimunkar.com/zionis-laknatulloh-di-balik-bisnis-mnc/

Catatan: info ini bukan sara apalagi rasis ya ini Valid InsyaAlloh

Langsung BAGIKAN/SHARE ya !!! Agar kita gak ketipu lagi :)

Selasa, 10 Oktober 2017

Motivasi bisnis

*MENOLAK KALAH*
*MENOLAK GAGAL*

Pada awalnya dijaman dulu,para nelayan jepang untuk mendapatkan ikan, mereka berangkat ke lautan jauh agar mendapat banyak ikan... perjalanannya membutuhman 2-3 hari untuk sampai di tempat ideal untuk menangkap ikan. Setelah mendapatkan banyak tangkapan, ikan ikan di bawa pulang...namun....

Sayangnya sesampai dipasar..ikan ikan tangkapannya telah mati..sedangkan orang di jepang tidak suka makan ikan sudah mati dan tidak segar...

Lalu nelayan2 berfikir cara lain, dan menemukan cara dengan membawa freezer didalam kapal mereka, dimana setiap ikan yang didapat dimasukkan kedalam freezer agar membeku. Sesampai di pasar, ternyata orang2 di jepang juga umumnya bisa membedakan mana ikan segar dan mana ikan yang sudah lama mati.

Kembali lagi berfikir para nelayan, bagaimaa cara agar ikan yang diperoleh tidak mati,masih segar dan disukai pembeli. Hingga mereka menemukan cara dengan membawa tong berisi air asin didalam kapalnya. Setiap ikan tangkapan dimasukkan kedalam tong tadi, dan dibawa ke pasar.

Sesampai di pasar, ikan ikan di dalam tong masih hidup.. Namun dalam keadaan lemas. Ikan ikan tak terbiasa hidup dalam tong yang sempit,tidak seperti lautan yang luas. Dan pada akhirnya, pembeli orang orang jepang pun tak suka ikan yang lemas, tidak segar.

Hingga akhirnya setelah berfikir banyak cara, sampailah pada cara terakhir. Dimana para nelayan membawa tong besar didalam kapal penangkap ikan mereka, namun kali ini berbeda, didalam tong di isi selain air laut juga 2 ekor anak ikan hiu. Dimana hiu biasanya memakan 4-5 ekor ikan per hari, dalam perjalanan pulang ke darat yang berjarak 2 hari, kedua anak hiu bisa menghabiskan 20 ekor ikan tangkapan.

Setiap ikan yang di tangkap nelayan, dimasukkan ke dalam tong. Dan setelah penuh tong nya, kemudian para nelayan kembali ke daratan dan seperti biasanya, mereka langsung mengantarkan ikan ikan tangkapannya ke pasar.

Sesampai di pasar, alhasil... Ikan hasil tangkapan nelayan disukai pembeli, ikan nya masih hidup dan juga segar juga lincah. tidak lemas apalagi mati. Orang2 jepang menyukai ikan segar.:-)

Bagaimana bisa? Rupanya, Selama didalam tong, ikan ikan hasil tangkapan selalu berlomba agar tidak dimakan oleh hiu yang berada bersama mereka didalam satu tong, berlomba untuk bertahan dan mempertahankan hidup...

Kita diibaratkan sebagai ikan ikan hasil tangkapan didalam tong, dan masalah masalah yang kita hadapi diumpamakan adalah ikan hiu yang siap memakan kita. Masalah masalah yang ada, membuat kita mempunyai alasan untuk hidup, menjadi semangat untuk berusaha,dan memberikan motivasi agar tidak dimangsa hiu (masalah).

Begitu pula kita belajar dari Nelayan jepang, mereka tidak menyerah dengan masalah yang ada, mereka mengajarkan tentang prinsip menolak kalah,  menolak gagal.  masalah yang datang membuat mereka tidak berhenti berfikir dan mencoba hal lain agar dapat menyelesaikan masalah.

Seperti itu juga kehidupan dan bisnis,  akan selalu ada tantangan dan masalah, namun kita harus yakin bahwa, orang orang yang sukses adalah mereka yang menemukan masalah dalam pekerjaan atau hidupnya, lebih dulu daripada orang lain.

*Selalu semangat*

Kamis, 05 Oktober 2017

JANGAN MERAGUKAN JANJI ALLOH

*Al-Hikam Pasal 7*

_Cahaya Basirah dan Cahaya Sirr_

*“JANGAN MERAGUKAN JANJI ALLAH”*

لاَ يـُشَـكِّكَــنَّكَ فيِ الْـوَعْدِ عَدَمُ وُقُــوْعِ الْـمَـوْعُـوْدِ ، وَ إِنْ تَـعَـيَّنِ زَمَنُهُ ؛ لِئَـلاَّ يـَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًـا فيِ بَـصِيْرَ تِـكَ ، وَ إِخْمَـادً ا لِـنُورِ سَرِ يـْرَ تِـكَ

 

_"Janganlah karena tiadanya pemenuhan atas apa-apa yang dijanjikan, padahal telah jatuh waktunya, membuatmu ragu terhadap janji-Nya; agar yang demikian itu tidak menyebabkan bashirah-mu buram dan cahaya sirr-mu padam!"_

 

*Syarah*

```Dalam Al-Quran, ada sebuah hikmah dari kisah Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya Siti Sarah.

Ibrahim a.s. senantiasa berdoa agar dikaruniai keturunan, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surah Ash-Shaaffaat [37]: 100: “Rabbii hablii minash-shaalihiin.” Tatkala datang dua malaikat yang memberi kabar gembira akan lahirnya Ishaq a.s., Siti Sarah digambarkan “tersenyum keheranan” (Q.S. Huud [11]: 72-73 ), atau “memekik” (Q.S. Adz Dzaariyaat [51]: 29). 

قَالَتْ يَا وَيْلَتَىٰ أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَـٰذَا بَعْلِي شَيْخًا ۖ إِنَّ هَـٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ

قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ‌ اللَّـهِ ۖ رَ‌حْمَتُ اللَّـهِ وَبَرَ‌كَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ ۚ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ

Istrinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang sangat aneh." Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlul-bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." – Q.S. Huud [11]: 72-73

 

Demikian halnya Ibrahim a.s. berkata:

قَالَ أَبَشَّرْ‌تُمُونِي عَلَىٰ أَن مَّسَّنِيَ الْكِبَرُ‌ فَبِمَ تُبَشِّرُ‌ونَ

قَالُوا بَشَّرْ‌نَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُن مِّنَ الْقَانِطِينَ

Berkata Ibrahim: "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?" Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa." Ibrahim berkata: "(Tidak ada) orang yang berputus-asa dari rahmat-Nya, kecuali orang-orang yang sesat." – Q.S. Al-Hijr [15]: 54-55

 

Keraguan kita akan janji Allah, sesungguhnya adalah tanda dari kelemahan tauhid, sehingga membuat bashirahmenjadi buram dan cahaya sirr (rahasia-rahasia) menjadi padam. Keraguan adalah sesuatu yang berbahaya dalam jalan suluk. Dalam kisah Siti Hajar, hal tersebut telah membuat kelahiran Ishaq a.s. tertunda sebagai sebuah hukuman karena bersitan keraguan akan janji Allah.

Mengenai bashirah, seperti telah dibahas dalam pasal-pasal sebelumnya (lihat Al-Hikam Pasal 5), adalah cahaya untuk melihat Al-Haqq pada segenap ufuk alam semesta. Adapun cahaya sirr merupakan cahaya yang akan menampakan jati diri setiap insan. Rahasia tentang hakikat diri kita, qadha dan qadar, misi hidup, hanya bisa ditampakkan dengan cahaya sirr Allah.

 

Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Alloh akan menurunkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Alloh belum memenuhi semua syarat yang dikehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah diduganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Alloh subhanahu wata'ala.

 Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, ketika Rasululloh shallalloahu 'alaihi wasallam, menceritakan mimpinya kepada sahabatnya, sehingga mereka mengira bahwa pada tahun itu mereka akan dapat masuk ke kota Makkah dan melaksanakan ibadah umroh dengan aman dan sejahtera [mimpi Rasululloh saw. yang tersebut dalam surah al-Fath].

 Alloh berfirman: "Sungguh Alloh akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti memasuki Masjidil Haram, jika Alloh menghendaki dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu merasa takut. Maka Alloh mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat." [QS. al-Fath 27].

Sehingga ketika gagal tujuan umroh karena di tolak oleh bangsa Quraisy dan terjadi penanda tanganan perjanjian Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, yang oleh Umar dan sahabat-sahabat lainnya dianggap sangat mengecewakan,

maka ketika Umar ra. mengajukan beberapa pertanyaan, dijawab oleh Nabi saw: Aku hamba Alloh dan utusan-Nya dan Alloh tidak akan mengabaikan aku.

Firman Alloh: "(Dalam menghadapi ujian dari Alloh) Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Alloh? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Alloh itu dekat." [QS. al-Baqoroh 214].```

RIZKI

🏞 *REZEKI…*

✏Oleh : Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin Lc,  حفظه الله تعالى

Yang kerja keras belum tentu mendapat banyak.
Yang kerja sedikit belum tentu mendapat sedikit.

Karena sesungguhnya sifat Rezeki adalah mengejar, bukan dikejar.
Rezeki akan mendatangi, bahkan akan mengejar, hanya kepada orang yang pantas didatangi….

Maka, pantaskan dan patutkan diri untuk pantas di datangi, atau bahkan dikejar rezeki. Inilah hakikat ikhtiar…

Setiap dari kita telah ditetapkan rezekinya sendiri-sendiri.

Karena ikhtiar adalah kuasa manusia, namun rezeki adalah kuasa Allah Azza Wajalla.
Dan manusia tidak akan dimatikan, hingga ketetapan rezekinya telah ia terima, seluruhnya.

Ada yang diluaskan rezekinya dalam bentuk harta,
Ada yang diluaskan dalam bentuk kesehatan,
Ada yang diluaskan dalam bentuk ketenangan, keamanan,
Ada yang diluaskan dalam kemudahan menerima ilmu,
Ada yang diluaskan dalam bentuk keluarga dan anak keturunan yang shalih,
Ada yang dimudahkan dalam amalan dan ibadahnya…
Dan yang paling indah, adalah diteguhkan dalam hidayah Islam…

Hakikat Rezeki bukanlah hanya harta, rezeki adalah seluruh rahmat Allah Ta’ala…

*Adapun 8 JENIS REZEKI DARI ALLAH TA’ALA*

*1. Rezeki Yang Telah Dijamin.*

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

“Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya.” (Surah Hud : 6).

*2.  Rezeki Karena Usaha.*

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى

“Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya.” (Surah An-Najm : 39).

*3. Rezeki Karena Bersyukur.*

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (Surah Ibrahim : 7).

*4. Rezeki Tak Terduga.*

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi nya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (Surah At-Thalaq : 2-3).

*5. Rezeki Karena Istighfar.*

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

“Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.” (Surah Nuh : 10-11).

*6. Rezeki Karena Menikah.*

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

“Dan nikahkanlah orang-orang yg masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan ke- cukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya.” (Surah An-Nur : 32).

*7. Rezeki Karena Anak.*

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (Surah Al-Israa’ : 31).

*8. Rezeki Karena Sedekah*

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.” (Surah Al-Baqarah : 245).

***🍃🌸🍃***

TIANG AGAMA

TIANG AGAMA

Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِى تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضاً الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ

*_“Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat.”_* (HR. Ahmad 5: 251. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid)

*Hadits ini jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama sudah putus dalam diri seseorang, yaitu ia tidak berhukum pada hukum Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Nabi tidak mengatakan bahwa ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang lain hingga yang terakhir adalah shalatnya. Selama shalat masih ditunaikan maka Islam masih melekat pada diri seseorang. Benteng terakhir pada diri seseorang adalah shalat. Bahkan indikator pembeda antara muslim dan kekafiran adalah shalat.*

Shalat adalah tiang Islam. Islam seseorang tidaklah tegak kecuali dengan shalat.
Dalam hadits Mu’adz disebutkan,

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

“Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad”
(HR. Tirmidzi no. 2616. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Bangunan tanpa tiang tidak mungkin bertahan lama,, peluang cepat roboh tinggi sekali.
Demikian pula dengan bangunan keberagamaan. Nabi Muhammad SAW menegaskan  bahwa shalat adalah tiang dalam bangunan keberagamaan.
Pesan hadits tersebut adalah
1. Shalat adalah pokok dan pangkal segala urusan dalam Islam
2. Tidak ada kebaikan sama sekali berislam dengan meninggalkan shalat
3. Buhul ikatan terakhir seseorang masih dianggap seorang muslim bila masih menunaikan shalat
4. Berhukum dengan Islam, dan berjuang mempertahankan Islam merupakan amalan utama dan keduanya bisa diraih dengan menegakkan shalat. Tidak mungkin mushali memilih hukum Thaghut dan meninggalkan jihad.
5. Kebahagiaan seseorang bisa dicapai salah satunya melalui shalat yang dipelihara dengan berjamaah di masjid dan shalat yang dilakukan dengan khusu.

Ayat yang berkaitan dengan tema hadits di atas adalah

Allah Ta’ala berfirman,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9)
*_“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki;   maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”_* (QS. Al Mu’minun: 1-9).

Kematian

*Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun* . . . .

Telah meninggal dunia
N a m a : . . .
Bin         :.....
Umur     : . . .
Alamat  :......
Akan dimakamkan di : . . . . . .

🕙Entah esok, lusa, atau kapan saja namamu dan namaku
akan mengisi ....... di atas👆

Maka, perbaikilah amal dan ibadah kita . .
Isi sisa umur kita dengan se-baik²nya..

🕖Kematian tidak menanti taubatmu...
Istiqomahlah..!!!

Pergaulilah manusia dengan ucapan, sikap dan akhlak yg mulia . .

Drama.   : 90 menit bs di tonton
Sinetron : 60 menit bs di hayati
Film.       : 120 menit bs di hafal
Lihat Sepakbola 45+45=90+5 menit ,bs di nikmati dan semangatnya...
Sholat hanya 5 menit,bs kah ?

Neraka sepanjang masa . . .
Syurga sepanjang masa . . .
Hendaklah kita bisa merenungi .... !!!

Teman di BBM mungkin ratusan orang . .
Teman di WA Ratusan orang
Teman di facebook mungkin ribuan orang..
Dan Tetangga di komplek,di perkampungan,di kantor puluhan orang ....

Namun . .
Ketika kita mati . .
Kita di kubur sendiri . .
Tak ada lampu maupun AC,Inilah realita kehidupan . .

Ternyata yg bermanfaat
hanyalah amal baik dan sholatmu . . !!!

Jika Al-Qur'anmu berdebu . .
menangislah ... Dan usaplah !!!

Karena barang siapa meninggalkan membaca Al-Qur'an 3 hari ber-turut² . .
dia telah dianggap mengabaikan Al-Qur'an..

Jenazah demi jenazah . . .
Kematian demi kematian . . .
Berita duka bagaikan kilatan petir .....

Si Fulan tertabrak mobil .....
Yg lain karena sakit ......
Yg lain lagi jatuh ketika jalan pagi .....
Yg lain ketika sedang tidur .....

Kita memakamkannya di bawah tanah .....
Pasti .....
Akan tiba waktuku dan waktumu .....

Maka siapkanlah bekal
untuk perjalanan,
yg tak akan kembali lagi .....

Jangan menunda2 utk taubat ......
Jangan beralasan masih muda . .
Di pemakaman tdk tertulis "khusus orang tua" atw "anak muda-mudi"

Hidup di dunia ini "hanya" 3 hari .......

Hari kemarin :
Sudah kita lalui dan tdk akan kembali lg ......

Hari ini :
Sedang kita jalani dan tdk akan abadi ......

Hari esok :
Kita tdk pernah tahu yg akan terjadi esok, bisa jadi kita sudah mati . .

Maka maafkan . .
Relakan dengan tulus dan ikhlas . .
(Saya), (anda), (mereka)
Pasti mati . . pasti pergi . .

▬► Ya Allah,
Kami memohon kepada-Mu akhir kehidupan yg husnul khotimah . .
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.  

🍏 Semoga menjadi hari yang berkah..
dan kita bisa kirim wasiat ini untuk ingatkan saudara kita....


Indahnya kita berbagiiii....

Bagikanlah ini skrg jg,tak usah malu atw gengsi.bila anda ingin mendapatkan pahalanya,sebarkanlah ini atw pahala ini engkau sengaja membiarkannya begitu saja di dpn mata......???

Maka segeralah anda bagikan berita ini ke tmn2,sdr2,kerabat,sahabat2mu....
Klo bkn dr kita yg menyebarkan berita ini.siapa lg....?

Semoga bermanfaat utk kita semua.......

Minggu, 01 Oktober 2017

SIROH NABI MUHAMMAD

🌼 *Sirah Nabi 2 - Sirah Nabi ﷺ Adalah Mukjizat*

Alhamdulillah…

*_Wahai Kaum Muslimin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Sesungguhnya sirah (perjalanan hidup) Muhammad ﷺ bagi siapa yang menelaah dan menghayatinya, akan mengharuskannya untuk membenarkan Nabi dan bersaksi bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah. Seandainya tidak ada mukjizat Nabi selain sirah beliau maka itu sudah cukup"_*

*Sirah Nabi 2 - Sirah Nabi ﷺ Adalah Mukjizat*


*Imām Ibnu Hazm rahimahullāh dalam buku beliau yang berjudul al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal* , beliau berkata :

فَإِن سيرة مُحَمَّد صلى الله عَلَيْهِ وَسلم لمن تدبرها تَقْتَضِي تَصْدِيقه ضَرُورَة وَتشهد لَهُ بِأَنَّهُ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم حَقًا فَلَو لم تكن لَهُ معْجزَة غير سيرته صلى الله عَلَيْهِ وَسلم لكفى

*_"Sesungguhnya sirah (perjalanan hidup) Muhammad ﷺ bagi siapa yang menelaah dan menghayatinya, akan mengharuskannya untuk membenarkan Nabi dan bersaksi bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah. Seandainya tidak ada mukjizat Nabi selain sirah beliau maka itu sudah cukup"_*(al-Fishal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Nihal 2/73)

Beliau menjelaskan bahwa *"Barangsiapa yang membaca sirah Nabi ﷺ dari awal sampai akhir (bagaimana akhlaq dan sikap Beliau) dengan penuh penghayatan, maka dia akan masuk Islam."*

Bahkan Imam Ibnu Hazm sampai-sampai menegaskan : *"Kalau seandainya mukjizat Nabi ﷺ tidak ada kecuali hanya sirahnya saja, maka itu sudah cukup." Karenanya sirah Nabi Muhammad ﷺ sejatinya adalah mukjizat tersendiri. Kita tahu Nabi ﷺ dianugerahi banyak mukjizat; seperti Isrā Mi'rāj, air yang keluar dari tangan beliau, berkah beliau meludahi orang yang sakit kemudian sembuh (sebagaimana 'Ali bin Abi Thālib yang matanya sakit kemudian diludahi oleh Nabi ﷺ lalu sembuh) dan mukjizat abadi dan terbesar, yaitu Al-Qurān. Namun di antara sekian banyak mukjizat tersebut menurut Ibnu Hazm rahimahullāh, sirah Nabi itu adalah mukjizat tersendiri. Barangsiapa yang mempelajari sirah Nabi maka dia akan mendapatkan kejaiban, bagaimana perangai dan akhlak Nabi ﷺ yang sangat luar biasa.*

*Apabila berbicara tentang tokoh-tokoh yang lain, mungkin saja tokoh ini memiliki keunggulan dalam suatu bidang tertentu, tetapi berbeda denga Nabi ﷺ yang hebat dalam segala hal. Jika berbicara tentang kepememimpinan, maka Nabi ﷺ adalah sosok pemimpin yang hebat. Berbicara tentang keberanian maka Nab adalah sosok yang paling pemberani, sampai-sampai 'Ali bin Abi Thālib berkata:*

كُنَّا إِذَا احْمَرَّ الْبَأْسُ، وَلَقِيَ الْقَوْمُ الْقَوْمَ، اتَّقَيْنَا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَا يَكُونُ مِنَّا أَحَدٌ أَدْنَى مِنَ القَوْمِ مِنْهُ

*“Kami jika dalam kondisi serangan musuh yang sangat kuat, kaum muslimin telah bertemu dengan musuh, maka kamipun berlindung di belakang Nabi ﷺ, tidak seorangpun dari kami yang lebih dekat kepada musuh dari pada Nabi ﷺ "* (HR Ahmad no 1347 dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, dan juga dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

*Perhatikanlah, pengakuan ini bukanlah diucapkan oleh sembarang orang, akan tetapi diucapkan oleh Ali bin Abi Thālib yang dikenal sangat pemberani. Itupun beliau berlindung di belakang Nabi*

*Di dalam perang Hunain, suatu ketika saat para shāhabat diserang musuh, tiba-tiba Nabi ﷺ langsung menyeruak maju ke depan. Dalam hal keberanian, Nabi ﷺ tidak ada duanya. Belum lagi akhlak dan perangai beliau. Apabila Anda ingin mencari siapa sosok teladan ayah terbaik di muka bumi ini, maka Nabi ﷺ adalah ayah terbaik.*

*Apabila Anda ingin mencari siapa sosok suami terbaik, maka lihatlah perikehidupan Nabi sebagai sosok suami terbaik. Keadaan beliau ﷺ sungguh sangat menakjubkan. Dalam segala hal, baik sebagai seorang ayah, suami, kepala negara, mufti, teman dan selainnya, maka Nabi ﷺ adalah pribadi yang menakjubkan, kesemuanya adalah mukjizat.*

*Oleh karena itu, Nabi ini bukanlah sembarang tokoh. Beliau adalah tokoh dan figur yang sangat luar biasa istimewa dan spesial. Pribadi yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.*

Nabi ﷺ pernah bersabda :

 أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلا فَخْرَ

*"Aku adalah pemimpin seluruh anak Ādam pada hari kiamat dan aku tidak sombong."* (HR At-Tirmidzi no 3148 dari hadits Abu Sa'id Al-Khudri dan syahidnya HR Muslim no 2278 dari Abu Hurairah)

*Inilah tokoh yang sangat mulia, Rasūlullāh Muhammad bin Abdillah*

*Maka alangkah benarnya perkataan Ibnu Hazm di atas, "Barangsiapa yang mempelajari sirah Nabi maka dia akan memeluk Islam, karena jika ia mempelajari dengan sebaik-baiknya maka dia pasti yakin bahwa Muhammad adalah Rasūlullāh (utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla).*"

*Ada satu contoh yang mungkin menurut kita suatu hal yang sepele dan remeh, yaitu tentang adab dan etika makan Nabi sebagaimana disebutkan oleh shāhabat:*

إِن اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

*"Jika beliau suka dengan suatu makanan maka beliau makan, dan sebaliknya apabila beliau tidak suka dengan suatu makanan, maka beliau biarkan (tidak dikomentari)"*

*Adab Nabi ﷺ terhadap makanan ini memang tampak sepele dan remeh. Beliau ﷺ apabila di hadapannya ada makanan, jika suka  beliau makan dan jika tidak suka beliau tinggalkan, tidak pernah beliau berkomentar atau mengeluhkannya. Al-Imām Nawawi rahimahullāh Ta'āla mengatakan:*

*"Yaitu, Rasūlullāh ﷺ tidak pernah mencela makanan.* Dalam sebuah hadits disebutkan :

مَا عَابَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ، كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ، وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

*"Rasūlullāh ﷺ tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Apabila beliau suka, beliau makan dan apabila beliau tidak suka, beliau tinggalkan."* (HR Muslim no 2064)

*Nabi ﷺ tidak pernah mencela makanan sama sekali. Imām Nawawi dalam Syarh Shahīh Muslim menerangkan bahwa Nabi tidak pernah mengomentari makanan dengan mengatakan: "ini terlalu manis" atau "ini terlalu asin" atau "ini kurang enak" atau "ini terlalu panas" atau "ini terlalu dingin".*

*Siapakah gerangan diantara kita yang bisa seperti ini? Yaitu tidak pernah mengomentari makanan. Kita umumnya senang mengomentari makanan. Bisakah kita diam dan tidak berkomentar tentang makanan dalam waktu sebulan saja? Jangankan makanan yang kita beli, makanan yang gratis pun terkadang kita komentari, terlebih lagi makanan yang kita beli dan dengan harga mahal. Namun Nabi ﷺ tidak pernah mengomentari makanan, bahkan walaupun beliau terjebak dalam kondisi yang seharusnya beliau bisa berkomentar. Sebagaimana dalam hadits ketika Khālid bin al-Walid radhiyallāhu 'anhu suatu ketika sedang bersama Nabi dan dihidangkan seekor dhabb (kadal padang pasir) yang dimasak dengan kuahnya. Khālid bin Walid makan dengan lahapnya, sampai-sampai disebutkan kuah dari daging dhabb tersebut mengalir di jenggot beliau.*

*Hukum dhabb (kadal padang pasir) ini halal. Namun Nabi ﷺ tidak menggerakkan tangannya sama sekali karena beliau memang tidak suka, sehingga beliau tinggalkan. Hal ini menyebabkan  Khālid bin al-Walid heran, sementara beliau begitu lahap memakannya.*  Lantas beliau bertanya:

أَحَرَامٌ هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

*"Ya Rasūlullāh, apakah dhabb hukumnya haram?",*

*yaitu seakan-akan beliau beliau bertanya : "Kenapa Anda tidak memakannya?"*

*Apabila kita dalam posisi sebagai Nabi, mungkin kita akan mengatakan: "Saya ini Nabi, tidak sepatutnya dihidangkan kadal, seharusnya minimal sapi atau kambing atau unta."*

*Tetapi Nabi ﷺ tidak demikian. Ketika beliau dihidangkan kadal dan beliau tidak menyukainya, maka beliau menjawab dengan komentar yang indah dan sedikitpun tidak mencela makanan tersebut. Beliau mengatakan:*

لَا، وَ لكِنَّهُ لَمْ يَكُنْ بِاَرْضِ قَوْمِي فَاَجِدُنِي اَعَافُهُ

*"Tidak, hanya saja makanan ini tidak ada di kampungku. Saya tidak biasa memakannya karena itu tidak saya makan."* (HR Al-Bukhari no 5391 dan Muslim no 1945)

*Beliau tidak berkata macam-macam dan mencela makanan tersebut.  Jika kita perhatikan perangai beliau yang tampak remeh ini, sebenarnya ini termasuk mukjizat. Apakah ada orang yang tidak pernah mengomentari dan mencela makanan? Hampir mustahil ada orang seperti ini.*

*Siapa saja yang mau memperhatikan hadits-hadits Nabi ﷺ, niscaya dia akan mengetahui bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah Nabi dan utusan Allāh. Ini hanya salah satu contoh kecil. Tidak pernah seumur hidupnya beliau mencela makanan, mengomentari, "Ini terlalu manis", "Ini terlalu asam", "Ini terlalu asin", atau "Ini terlalu kering". Hal ini merupakan perkara yang luar biasa.*

*Ini menunjukkan bahwa orang yang memperhatikan satu poin ini saja, yang tampaknya sederhana dan remeh, bisa menjadikannya yakin bahwasanya Muhammad bin Abdillah itu memang utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Dan alangkah benarnya perkataan Ibnu Hazm rahimahullāh di atas : "Barangsiapa yang memperhatikan sirah Nabi ﷺ yang merupakan mukjizat tersendiri maka pasti dia yakin bahwasanya Muhammad adalah utusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla"*

 

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 02-01-1439 H / 22-09-2017 M
Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com

https://firanda.com/index.php/16-kajian/sirah/1168-sirah-nabi-2-sirah-nabi-adalah-mukjizat